Murah Meriah, Bisnis Laundry Dadakan Menjamur di Musim Hujan
Musim hujan membawa berkah bagi binatu atau laundry. Omzet mereka mendadak naik hingga tiga kali lipat dari biasanya. Warga yang kesulitan menjemur cucian di musim hujan, solusinya lari ke tempat layanan pencucian dan pengeringan pakaian.
Beberapa warga di kawasan padat penduduk, kampus dan asrama melihat musim hujan adalah peluang mendapatkan cuan, dengan memanfaatkan mesin cuci untuk membuka binatu dadakan. Sehingga di beberapa kota bermunculan binatu dadakan, salah satunya di Jakarta.
Menjamurnya binatu dadakan mengakibatkan terjadi persaingan harga yang kurang sehat yang membuat penguasa laundry kesal. Biasanya dia memasang harga antara Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilo gram. Sedang laundry rumahan memasang harga lebih murah, sebesar Rp4.000 hingga Rp5.000 /kg.
Binatu dadakan di kampung-kampung sekadar iseng karena itu ia tidak memasang tarif, ongkosnya terkadang ditentukan sendiri oleh pengguna jasa yang merupakan tetangga.
"Saya tidak mematok harga tinggi, yang penting untung bisa bayar listrik dan bisa untuk uang jajan anak-anak," ujar seorang pengusaha binatu rumahan di daerah Rawa Belong Jakarta Barat. Binatu rumahan di daerah ini kebanyakan menampung cucian dari mahasiswa Binus dan karyawan yang tinggal di kosan di samping warga sekitar.
Beberapa pemilik Binatu rumahan kepada ngopibareng.id mengatakan hanya sekedar iseng. Daripada mesin cucinya nganggur, lebih baik dikaryakan sambil membantu tetangga yang kesulitan mengeringkan cucian karena tidak ada panas.
Menjamurnya binatu dadakan sempat dikeluhkan oleh beberapa pengusaha laundry. Omzet mereka turun hingga 40 persen. "Laundry dadakan yang memanfaatkan musim hujan, berdampak pada omzet kami, karena mereka banting harga sangat rendah," kata Yosep, pengelola Laundry Ervina di daerah Kemandoran, Jakarta Selatan. Ia menyebut pelanggannya dari kalangan mahasiswa dan karyawan yang tinggal di kosan banyak yang pergi mencari binatu yang harganya lebih murah.
Diskon Jumat Barokah
Berbeda dengan pengelola laundry Dora Jalan Budi Raya Kebun Jakarta Barat, Abdul Latif. Omzetnya tidak terpengaruh dengan menjamurnya binatu dadakan, bahkan merangkak naik.
Laundry yang dia kelola tergolong murah tarifnya Rp6.000/kilo gram. Bahkan pada hari Jumat barokah ia memberi diskon pada pelanggannya setiap 5 kilo gram gratis 1 kilo gram.
Contohnya kalau pelanggan membawa cucian seberat 20 kilo gram akan memproleh diskon 4 kilo gram, setara dengan Rp24.000. "Kalau hari Jumat saya sampai kewalahan melayani pelanggan karena banyak yang berburu diskon," ujar Kang Latif sambil tertawa. Istri dan anak-anak terpaksa dikerahkan. Servis lain, pelanggan yang cuciannya banyak akan diambil ke rumah dan akan diantar kembali kalau sudah selesai.
Tahapan-tahapan dalam proses pencucian di binatu Kang Latif yaitu mengatasi noda yang memerlukan perawatan khusus. Penyortiran, yaitu mengelompokkan pakaian berdasarkan warna dan jenis kain pencucian, yaitu mencuci pakaian di mesin cuci dengan takaran deterjen. Pengeringan, yaitu mengeringkan pakaian melalui mesin tumbler/dryer, pekerjaan akhir yaitu mengepres atau menyetrika pakaian dengan diberi pewangi.
Layanan Cuci Mandiri
Selain menjamurnya binatu dadakan seorang pemodal dari Batam, juga nembuka binatu yang dikemas dalam "Bursa Sabun". Pengusaha menyediakan mesin cuci dan mesin pengering. Sedang proses pencucian hingga pengiringan dilakukan sendiri oleh pemilik pakaian. Biaya yang dipungut dari jasa pencucian sebesar Rp875/kg. Sedang untuk pengeringan tarifnya Rp4.000 per 6 menit dengan berat maksimum 16 kg.
Bursa sabun di daerah Palmerah Jakarta Barat menyediakan 12 mesin cuci dan 10 mesin pengering. "Kami hanya melayani pencucian dan pengeringan," ujar seorang karyawan bernama Ari. Bursa sabun juga menyediakan sabun dan pewangi, tetapi harus bayar.
Salah seorang pengunjung mengatakan terbantu oleh Bursa Sabun. harganya lebih murah karena dikerjakan sendiri oleh pengguna jasa. Lokasinya cukup longgar didesain seperti restoran. Pengunjung bisa ngopi sambil menunggu cucian kering.
Advertisement