Muncul Kampanye Hitam, Pengamat: Tanda Lawan Takut
Pemilihan Walikota Surabaya diprediksi akan dibumbui dengan kampanye hitam yang cukup marak.
Pengamat Sosial-Politik Unesa Agus Mahfud Fauzi menilai, kampanye hitam kini tidak banyak berpengaruh untuk menarik simpati dari pemilih. Sebab, pikiran masyarakat Surabaya yang lebih terbuka tak akan mudah menerima kampanye hitam yang dilakukan.
"Pemilih itu tidak melihat masa lalu, tapi melihat masa depan. Serangan politik atau black campaign tidak terlalu ngefek," ujarnya.
Justru, lanjut mantan Komisoner KPU Jawa Timur ini menegaskan, motif-motif kampanye hitam seperti ini menunjukkan ketakutan terhadap lawan sehingga berniat menggunakan cara-cara yang menjatuhkan.
Agus memberikan nasehat, jika memang ada rasa ketakutan terhadap lawan, mending melakukan kampanye yang positif, mengedepankan pikiran-pikiran solutif terkait dengan permasalahan yang ada di Kota Pahlawan, terutama program penyelesaian covid, dimana di Surabaya masih tinggi.
"Kalau soal kesehatan itu ada ahlinya, bukan kapasitas paslon atau tim kampanye menilai kesehatan," katanya.
Menurutnya, pendidikan politik lebih penting ketimbang black campaign. Paslon yang menampilkan pendidikan politik akan mendapatkan apresiasi oleh warga atau simpatisan, selain tidak menghabiskan energi sang calon.