Muncul "Danau Tiban" di Gunungkidul, Ini Penjelasannya
Pascabanjir yang merendam Gunungkidul, Yogyakarta, warganet dihebohkan dengan munculnya “danau” di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Gunungkidul, Yogyakarta. Sebenarnya bukan danau beneran sih karena ini adalah banjir. Airnya berasal dari bawah tanah dan jernih.
Fenomena air keluar yang membentuk seperti danau ini menjadi viral di media sosial. Sejak Jumat, 1 Desember, mulai siang hingga petang, lokasi tersebut dikunjungi ribuan orang untuk memastikan kebenaran. Tak hanya berfoto, mereka ada yang mencuci muka karena melihat kesegaran air.
Kata warga, memang biasanya saat hujan deras airnya meluap. Tapi hanya sampai jalan antardusun saja. Tapi hujan deras akhir November kemarin memang luar biasa. Air yang muncul dari bawah tanah, sampai membentuk seperti danau.
Kepala Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSO), Tri Bayu Aji mengatakan, masih menganalisis penyebab luapan air yang merendam puluhan hektar lahan di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu itu.
“Kami belum tahu apa itu (luapan) berasal dari Bribin (bendungan sungai bawah tanah), karena kalau kami lihat di peta lokasi luapan itu bukan merupakan jalurnya Bribin."ujarnya.
"Tetapi karena Bribin itu daerah karst jadi bisa saja airnya menembus kemana-mana, dan mungkin terus menyembur itu,” kata Aji.
Penjelasan yang lebih detil sebenarnya bisa juga disimak di dongeng geologi atau www.rovicky.com Rovicky Dwi Putrohari adalah Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Berikut penjelasannya:
Banjir di daerah karst ini cukup unik, berbeda dengan banjir di dataran tinggi yang bukan berupa perbukitan kapur atau perbukitan gamping. Morfologi Karst, memiliki beberapa bentukan unik yang masing-masing memiliki nama-nama. Uniknya morfologi ini juga memiliki keunikan dalam perilaku alamiahnya. Ciri khas karst morfologi ini adalah banyaknya gua, sungai bawah tanah, serta ratusan atau ribuan bukit yang berbentuk kerucut.
Banjir di Pegunungan Selatan pada bulan November 2017 ini mamang disebabkan terutama akibat curah hujan ekstrim. Sistem drainasi yang ada di wilayah pemukiman, walau sudah didesain seorang ahli tata wilayah, seringkali desainnya bukan untuk drainasi air hujan ekstra tinggi. Tetapi hanya didesain mengalirkan air hujan deras normal, sesuai kebutuhan.
Namun kali ini, hujan abnormal ekstra sangat mungkin terjadi karena cuaca ekstrim. Sehingga mengharapkan pengaliran air hujan dari sistem drainasi yang ada saat ini pun juga mungkin kewalahan.
Artinya, bukan untuk menyalahkan alam, tetapi kita harus bersiap-siap menghadapi hal buruk karena memang cuaca ekstrim. Apalagi kalau drainasinya tidak kita bersihkan !
Pembentukan Karst Morphologi
Topografi karst terbentuk pada batuan yang banyak mengandung karbonat atau batu gamping. Topografinya sangat unik akibat proses pelarutan yang sangat dominan. Proses erosinya tidak seperti proses erosi pada batuan sedimen lainnya.
Keunikan daerah topografi ini tidak hanya dalam morfologi dipermukaannya saja, namun juga hidrologi dibawah permukaan. Keunikan inilah yang perlu dimengerti.
Topografi karst terbentuk bersamaan dengan sistem “hidrogeologi”nya, sistem tata air bawah tanahnya. Proses ini tentunya dibantu oleh adanya kekar-kekar atau rekahan-rekahan yang banyak dijumpai pada batugamping yang sangat rigid (“getas” dalam bahasa jawa), dibandingkan batu lempung yang plastis.
Perubahan-perubahan ketinggian muka air tanah (water table) seringkali menjadi pengontrol lapisan-lapisan kedap air. Itulah sebabnya bagi yang suka menelusuri gua akan menjumpai gua yang beringkat-tingkat. Masing-masing memiliki dasar batuan kedap air.
Hukum Bejana Berhubungan.
Dalam topografi yang unik ini, sering dijumpai munculnya tubuh-tubuh air. Munculnya matair baru di daerah karst ini perlu dimengerti bukan hanya karena keunikannya, namun datangnya juga seringkali sangat cepat. Tiba-tiba saja muncul air dari sebuah lembah, atau dari sebuah danau yang sudah lama kering.
Sebelum terjadi hujan ekstrim, ledokan, lembah atau cekungan-cekungan ini seringkali lembah kering tak berair. Namun ketika ada hujan, walau jauh dari tempat itu, dapat saja memunculkan air sehingga membentuk kolam atau danau-danau kecil yang dalam, menjadi lembah yang basah.
Karena munculnya air ini tidak seperti pada batuan sedimen yang pengalirannya melalui pori-pori, proses pengaliran pada batugamping ini melalui sungai bawah tanah. Itulah sebabnya selama melakukan penjelajahan gua-gua karst ini harus ada yang berjaga-jaga di atas, serta mengetahui kondisi cuaca di seluruh area.
Munculnya mata air baru ini sebenernya adalah munculnya air dari sungai bawah tanah yang melimpah. Air tidak lagi tertampung dalam sungai bawah tanah, sehingga muncul ke permukaan.
Seperti bejana berhubungan, lekukan atau ledokan ini akan menjadi bejana-bejana yang saling berhubungan. Tidak harus ditempat yang sebelumnya terkena hujan deras, asalkan ada ledokan yang berhubungan dengan gua atau sungai bawah tanah akan memunculkan semacam kolam-kolam baru. Dan kolam ini seringkali jernih airnya. (amr)