Mulyono Viral di Medsos, Nama Jokowi Saat Kecil
Kata Mulyono viral di media sosial. Belakangan diikuti dengan kata Widjiatno Notomihardjo. Netizen menggunakan kata Mulyono bersamaan dengan Kaesang Pangarep dan juga putusan DPR membatalkan pengesahan RUU Pilkada.
Mulyono Viral
Dilihat di Twitter atau X, Mulyono masih menjadi kata yang disebut sedang trending, dilihat Jumat 23 Agustus 2024.
Netizen menggunakannya bersamaan dengan informasi tentang Kaesang Pangarep yang hendak maju Pilkada di Jawa Tengah, juga tentang Erina Gudono yang banyak mengunggah pelesiran ke luar negeri di tengah panasnya suhu politik di Indonesia.
Salah satu netizen menggunakan Mulyono mengomentari informasi tentang Kaesang yang sudah mengurus sejumlah surat untuk maju daftar Pilkada Jawa Tengah.
"Kaesang Pangarep sedang mengurus surat ke pengadilan untuk.."udah culas, tahan malu dan tone deaf lagi! Tolak Politik Dinasti Mulyono!," cuit akun bercentang biru Topan.
Nama Kecil Jokowi
Diketahui, Mulyono adalah nama pemberian orang tua Joko Widodo, pasangan Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi. Jokowi yang lahir di Solo pada 21 Juni 1961, diberi nama Mulyono oleh kedua orang tuanya, dikutip dari media.
Jokowi menjadi sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Tiga adik perempuan Jokowi antara lain Iit Sriyanti, Ida Yati dan Titik Relawati. Di sebuah wawancara, Jokowi menuturkan, nama Mulyono berarti mulia.
Namun nama ini dirasa tidak cocok sebab Jokowi sering sakit di saat kecil. Orang tuanya kemudian mengganti nama Mulyono dengan Joko Widodo, yang berarti anak laki-laki yang selamat dan sejahtera.
Widjiatno Notomihardjo
Tak hanya Mulyono, kata Widjiatno Notomihardjo ikut viral dilihat pada Jumat 23 Agustus 2024. Kata ini digunakan sedikitnya 66 ribu kali pada Jumat pukul 13.48 WIB.
Netizen menggunakan nama orang tua Jokowi bersamaan dengan Mulyono. Sebagian besar komentar memiliki sentimen negatif ketika menunjukkan ketidaksetujuan atas RUU Pilkada, juga politik dinasti Jokowi.
Seperti diketahui, netizen ramai berkomentar mengikuti gelombang protes penolakan pengesahan RUU Pilkada di DPR RI, pada Rabu dan Kamis, 21 dan 22 Agustus 2024. Berbagai tanda pagar muncul digunakan untuk mengkritik perilaku politik dinasti menjelang Pilkada 2024.