Uji Coba Tatap Muka, Kasek SMP di Surabaya Girang
Dinas pendidikan Kota Surabaya menggelar uji coba pembelajaran secara tatap muka, pada Senin 7 Desember 2020. Meski masih uji coba, ini menjadi tonggak awal penerapan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Setidaknya ada 14 lembaga pendidikan di Surabaya yang melaksanakan simulasi belajar mengajar tatap muka di sekolah. Salah satunya adalah sekolah favorit, SMP Negeri 1 Surabaya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Surabaya, Akhmad Suharto mengatakan, simulasi pembelajaran tatap muka di sekolahnya hari ini berjalan lancar. Seluruh siswa yang hadir dalam kondisi sehat dan sebelumnya telah dilakukan swab dengan hasil negatif Covid-19.
"Alhamdulillah berjalan lancar, seluruh siswa dalam kondisi sehat. Sebelumnya telah di-swab oleh Pemkot Surabaya. Yang mengajar juga guru-guru umurnya di bawah 50 tahun," kata Suharto.
Ia mengungkapkan, simulasi belajar tatap muka hari pertama ini diikuti sebanyak 18 pelajar kelas IX. Sementara bagi pelajar lain, mereka dapat mengikuti pembelajaran melalui online di rumahnya masing-masing.
"Dari seluruh siswa kelas IX sebanyak 405 anak itu materinya sama, antara yang berada di rumah dan sekolah. Jadi siswa yang berada di rumah juga menerima pembelajaran yang sama," ungkap dia.
Untuk mendukung pelaksanaan simulasi belajar tatap muka di sekolah, pihaknya juga menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan. Di antaranya, pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun, bilik sterilisasi, tempat cuci tangan, penerapan jaga jarak di kelas, hingga akses jalan satu arah.
"Sarana dan prasarana (protokol kesehatan) sudah disiapkan Pemkot Surabaya. Hari ini mata pelajaran jam pertama 90 menit dan kedua 60 menit. Sementara ini tidak ada kendala apapun dan berjalan dengan lancar," ungkap dia.
Di tempat terpisah, Kepala SMP YBPK 1 Surabaya, Erwin Darmogo menjelaskan, hari ini simulasi belajar tatap muka di sekolahnya diikuti 11 siswa kelas IX dari total 47 siswa. Sebab dari total 47 siswa, yang diizinkan orang tua hanya 11 siswa.
Erwin mengaku, pihaknya memiliki kebijakan bagi setiap orang tua yang anaknya diizinkan mengikuti belajar tatap muka di sekolah, agar bersedia antar jemput tepat waktu.
Apabila orang tua tidak bersedia, maka pihak sekolah tidak mengizinkan. "Bagi orang tua yang siap antar jemput anaknya tepat waktu, akan kami izinkan. Karena kami juga tidak ingin ada kerumunan-kerumunan di sekolah," jelasnya.
Bagi orang tua yang tak mengizinkan anaknya untuk sekolah tatap muka, kata Erwin, mereka tidak perlu khawatir anaknya tertinggal pelajaran. Sebab, pihaknya juga menerapkan sistem pembelajaran secara blended-learning atau kombinasi offline (tatap muka di kelas) dan online.
"Jadi saat guru itu mengajar offline tatap muka dengan anak-anak sekaligus mengajar daring. Jadi anak-anak bisa join Google Meet, Zoom dan yang tidak bisa dapat melalui Youtube," pungkas dia.
Advertisement