Mulai Maret Malioboro Bebas Asap Rokok
Upaya mempercantik dan membuat nyaman Malioboro terus dilakukan. Sejumlah program untuk jantung wisata Kota Yogyakarta ini telah dibuat. Sosialisasi pun terus dilakukan. Seperti yang dilakukan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Purwadi pada momen Selasa Wagen Malioboro (14/1).
Saat berada di tengah-tengah Komunitas Kawasan Malioboro, Heroe kembali menegaskan Malioboro bakal menjadi kawasan bebas rokok mulai Maret 2020. Dasar kebijakan membuat Malioboro bebas asap rokok itu, mengacu Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok atau KTR.
Perda ini mengatur sejumlah kawasan publik yang harus bebas asap rokok. Seperti tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum, dan tempat lain yang ditetapkan. Pelanggaran akan dikenai sanksi denda Rp 7.500.000.
Kegiatan utama Komunitas Kawasan Malioboro saat Selasa Wagen (14/1) adalah Ronda Kebersihan dan penanaman Anggrek. Ronda kebersihan dan aksi tanam anggrek ini merupakan tindak lanjut dari program Total Care kebersihan Malioboro yang pernah diluncurkan sebelumnya.
Program lain berkait kenyamanan Malioboro adalah Jaka Lisa (Jaga Kebersihan, Lihat Sampah Ambil) dan Siber.Kom (Sistem Kebersihan Komunitas).
Soal kawasan bebas rokok, dijelaskan bahwa Malioboro tergolong ruang atau tempat umum, sehingga aktivitas merokok dan promosi rokok tak bisa lagi dilakukan seenaknya. Meskipun untuk penjualan rokok masih diizinkan.
Heroe menegaskan, kawasan tanpa asap rokok bukan berarti melarang orang merokok . Melainkan mengarahkan para perokok menggunakan tempat-tempat khusus merokok yang sudah disediakan. Dengan tujuan menjaga kenyamanan mereka khususnya wisatawan yang tidak merokok, "Jadi tahap awal akan kita sediakan tempat khusus merokok," ujarnya.
Sedangkan soal anggrek, Heroe meminta semua pelaku usaha di Malioboro untuk ikut nyengkuyung. “Siap ya nanti setiap PKL membeli tanaman anggrek dan menanamnya,” pinta Heroe disambut jawaban “Siaappp!”
Penanaman bunga anggrek secara umum dilakukan di wilayah Kotabaru dan beberapa titik lokasi Kota Jogja. Namun, untuk Malioboro gerakannya berbasis komunitas. Anggrek yang ditanam jenis anggrek bulan. Penanaman dilakukan tanpa mencederai dan melukai pohon tempat bunga anggrek bersandar.
Wawali Heroe Purwadi langsung mencontohkan. Mantan wartawan Editor ini ikut menanam anggrek yang disiapkan Orchad Lover’s di pepohonan yang tumbuh di kawasan Malioboro. Tanpa segan dan takut, Heroe langsung menaiki tangga yang telah disiapkan, dan cekatan mengikat anggrek di batang pohon depan Kantor DPRD DIY.
Ronda Kebersihan Selasa Wage ini bekerjasama dengan relawan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) dan Laznas Al Azhar. Saat ronda, relawan membawa dan sesekali memukul kentongan sambil berjalan menelusuri Jalan Malioboro. Mereka mengingatkan pengunjung untuk menjaga kebersihan. Relawan sekaligus juga memberi contoh kepada pengunjung dengan mengambil sampah yang berserakan dan menaruhnya ke tempat sampah.
Kegiatan Wawali Heroe Purwadi, selain ronda kebersihan, menanam anggrek, juga melakukan peluncuran maket desain PKL Jalan Wahidin, Kota Jogja. Ini terjalin berkat kerja sama antara komunitas dengan Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW. Konsep PKL menjunjung keindahan dan kebersihan.
“Modelnya model lipat. Dia bisa menjadi furniture sehingga bisa didudukin. Namanya street furniture. Satu pertemuan lagi untuk penyempurnaan, lalu kami buat supaya bisa diujicoba di lapangan dan dinilai,” urai Ketua Presidium Kawasan Malioboro Sujarwo Putro.
Serangkaian program dan kegiatan yang membuat Malioboro nyaman ini merupakan bukti bahwa semua orang merasa bagian dari Malioboro. “PKL punya gerakan Jaka Lisa, mereka Ronda Kebersihan. Mereka menanam anggrek. Mereka merasakan bahwa Malioboro adalah bagian dari kehidupan mereka,” tandas Sujarwo.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi (HP) berharap gerakan yang dicanangkan dapat berkembang secara menyeluruh, sehingga Malioboro dapat terus terjaga. “Saya harap masyarakat bisa juweh atau harus sering ngelingke dan menasihati,” tuturnya.
Sehigga ke depannya Malioboro yang telah dikenal secara luas semakin mengedepankan standar internasional untuk pengunjung atau wisatawan. “Misalnya dalam menjaga kebersihan, higienitas makanan, ketertiban, keamanan, dan keteraturan. Juga kehalalannya,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Heroe juga ‘merayakan’ ulang tahun. Pria kelahiran Gunungkidul 17 Januari 1966 didaulat memotong tumpeng yang telah disiapkan komunitas Malioboro. Sejumlah banner menandai 54 tahun usia Heroe juga terlihat dipajang. (wan)
Advertisement