Mulai DPR hingga Kalangan Kampus Respon 100 Hari Kerja Mendikbud
Masa 100 hari kerja Kabinet Indonesia Maju tinggal sepekan lagi. Sorotan dari berbagai kalangan terhadap masing-masing kinerja para menteri selama 100 hari pun mulai mencuat.
Termasuk kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim selama 100 hari, tepatnya nanti pada tanggal 2 Februari 2020.
"Yang dilakukan Nadiem Makarim (dengan gagasan Merdeka Belajar) itu membuat terobosan," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf, di Jakarta, Minggu 26 Januari 2020.
Dede berpendapat, apa yang digagas dan dikerjakan Nadiem Makarim melalui Merdeka Belajar merupakan bagian pendidikan yang memang kini terjadi di berbagai negara dunia sesuai perkembangan zaman.
"Seperti contohnya mengubah UN (Ujian Nasional). Kami di Komisi X DPR amat mendukung keputusan Nadiem Makarim itu.," ucap Dede.
Kendati begitu, Dede menyampaikan, Komisi X DPR RI tetap akan meminta penjelasan Nadiem Makarim terkait berbagai hal Merdeka Belajar yang dicetuskannya sehingga lebih jelas arahnya nanti.
Sedangkan Rektor UI Ari Kuncoro menyebutkan, gebrakan konsep Merdeka Belajar merupakan sistem yang paling ditunggu dalam 100 hari kerja Nadiem Makarim.
"Dengan adanya sekat yang dibuka (oleh Merdeka Belajar), kampus atau lembaga pendidikan jadi lebih bisa melakukan inovasi," kata Ari.
Ari mengungkapkan, pola Merdeka Belajar memang tepat sebab mayoritas kampus unggulan di dunia, seperti MIT, Yale University atau Brown University, telah menerapkannya.
Sementara mahasiswa IPB Safira Alfarisi menilai, kurun waktu 100 hari kinerja Nadiem Makarim, mengesankan banyak mendengar harapan dan keinginan mahasiswa serta kampus.
Dengan begitu, Safira menuturkan, menumbuhkan optimisme cita-cita mencapai Indonesia yang lebih produktif segi pendidikannya serta maju.
Tapi harus diakui, selain mendapat pujian, ada beberapa pihak yang mengkritisi kebijakan Nadiem Makarim. Salah satunya adalah pimpinan Maarif Institut, yakni Buya Syafii Maarif. Ia menilai Nadiem Makarim sembrono, dan terlalu tergesa-gesa mereformasi dunia pendidikan.