Mukmin Tak Suka Melaknat & Berkata Kotor, Ini Tanda Orang Merugi
Di media sosial, yang membanjir informasi pelbagai macam, ada yang baik ada juga yang bohong, mengharuskan setiap Muslim untuk berhati-hati dalam berujar. Ujaran kebencian seringkali muncul.
Tapi, ada peringatan agar setiap Muslim dan Mukmin tidak melaknat orang lain, apalagi berkata kotor.
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيْسَ بِاللَّعَّانِ وَلاَ الطَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِىءِ
Dari Abdullah ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda :
"Sesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji atau jorok, dan kotor."
(H. R. Ahmad no. 4027)
Orang yang Paling Merugi
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا
"Katakanlah : Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" (Al-Kahfi : 103)
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (Al-Kahfi: 104)
Kepada Siapa Ayat Ini Ditujukan?
Yang rajah (kuat) dalam menjelaskan maksud ayat ini memiliki makna secara umum. Mencakup setiap orang yang mengamalkan amalan yang salah dalam keadaan dia menyangka bahwa dialah yang paling baik amalnya. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya dan demikian pula Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Hal ini sangat sesuai dengan salah satu tafsir yang masyhur:
“Yang dijadikan patokan adalah keumuman lafalz, bukan kekhususan sebab ( turunnya suatu ayat ).”
Sehingga ayat ini pun bersifat umum terhadap setiap orang yang menyembah Allah tidak diatas jalan yang diridhoi oleh Allah, lalu dia menyangka bahwa dialah yang benar dan amalan yang diterima padahal dialah yang keliru dan amalannya pun tertolak.
(Tafsir Ibnu Katsir, 3 / 108)
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu : berakhlak baik, berkata baik, berbuat baik, bernasib baik. Aamiin....!!!
Advertisement