Mujahid Digital Kejar Ketertinggalan Dakwah, Keadaban Bermedsos
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlawi, mengatakan, Mujahid Digital berperan mengejar ketertinggalan cara berdakwah ormas Islam mainstream di Indonesia.
Mujahid Digital merupakan program MUI untuk melatih kalangan pemuda membantu dakwah para ulama di berbagai daerah. Sebelumnya, pelatihan Mujahid Digital sudah dilaksanakan di beberapa Provinsi di Indonesia.
Kiai Masduki mengatakan, Mujahid Digital akan mampu mengejar ketertinggalan dakwah ormas Islam mainstrem seperti NU, Muhammadiyah, maupun MUI sendiri.
Dia menyebut, orientasi dakwah ormas Islam mainstream di Indonesia masih menyasar kalangan kolonial. Ini berbahaya sebab generasi masa depan adalah kalangan generasi Z dan milenial. Kalangan ini justru disasar kelompok Islam yang bukan mainstrem dan bukan wasathiyah.
Dakwah Islam Wasathiyah
“Jadi Islam Wasathiyah ini harus dibungkus sedemikian rupa dengan cara-cara digital dan itulah tantangan NU, Muhammadiyah, bahkan MUI. Itu menjadi tantangan Mujahid Digital, ” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Kick Off Mujahid Digital, di Graha Mental Spiritual, Jakarta, dikutip Sabtu 3 September 2022.
Sasaran dakwah di masa mendatang, kata dia, didominasi kalangan generasi Z dan Milenial. Dalam catata dia, saat ini jumlah generasi Z sudah mencapai 27,29 persen.
“Mereka tidak mau dakwah yang hanya narasi lagi, pembelajaran menggunakan audio lebih didengarkan generasi muda dan kalangan generasi milenial, ” tegasnya
Karena itu, Kiai Masduki menyampaikan, metode begitu penting dalam menyampaikan dakwah. Saat ini, umat berhadapan dengan tantangan dakwah berupa digitalisasi informasi dan kemauan dari kalangan muda.
“Generasi Z itu mendominasi penduduk Indonesia. Kalau kita bicara Islam Wasathiyah maka kita harus bergerak di Mujahid Digital ini. Media sosial ini menjadi ajang penting medan dakwah kita, ” ungkapnya.
Selain menyuarakan Islam wasathiyah, Kiai Masduki menyampaikan, Mujahid Digital juga berperan memerangi bias konfirmasi yang berkembang seiring majunya sosial media. Dia menyebut bias informasi ini sebagai penyakit media sosial.
Dia mencontohkan, apa yang terjadi di Afghanistan ketika perempuan sama sekali tidak memiliki hak, bahkan untuk belajar, menunjukkan adanya bias informasi dan konfirmasi yang menumpuk dari generasi ke generasi.
“Tugas kita mentransformasikan informasi dengan duduk permasalahan yang sebenarnya dan itu perlu kita kemukakan bersama-sama, ” ungkapnya.
Keadaban dalam Bermedia Sosial
Tantangan bangsa saat ini semakin kompleks ke depan dan di semua bidang, termasuk masalah digital.
Anggota Komisi 1 DPR RI, M Arwani Thomafi, menyatakan ruang digital saat ini dijadikan alat penipuan dan penyebaran hoax dengan persentase sebanyak 40 persen, media ujaran kebencian 27 persen, dan digital dijadikan diskriminasi sosial 30 persen.
“Hal itu mengakibatkan keadaban bangsa Indonesia dalam titik terendah se-Asia Pasifik hanya 76 poin dalam bermedsos,” kata sosok yang akrab disapa Gus Arwani ini dalam acara Kick Off Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional di Graha Mental Spiritual.
Namun, Gus Arwani masih berharap dan optimis terhadap nilai luhur kolektivisme yang terus hidup sebagai pandangan hidup bangsa, seperti gotong royong dan keguyuban.
Hal itu, kata dia, yang harus disuarakan secara masif di ruang digital. Misi mujahid digital harus selaras untuk membangun kembali keadaban dan kesatuan bangsa.
Gus Arwani mengingatkan urgensi persatuan digital. Saat ini, dakwah harus diarahkan untuk membangun keadaban dan kesatuan bangsa.
Menurutnya, persatuan bangsa sebagaimana tercantum dalam butir ketiga Pancasila harus juga ditafsirkan kekinian dengan persatuan digital.
“Jadi persatuan digital ini diharapkan mampu membangun keutuhan bangsa dengan sikap toleran,” kata dia.
Di samping itu, pihaknya juga berusaha mendorong produk legislasi bersama pemerintah dalam memperbaiki kedaban bangsa dewasa ini.
“Alhamdulillah kami bersama pemerintah juga sudah dalam tahap finalisasi RUU Perlindungan Data Diri. Semoga ini segera bisa disahkan,” ujarnya.
Advertisement