MUI Banyuwangi Minta Pawai Maulid Nabi Tidak Pakai Ogoh-Ogoh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi mengeluarkan tausiah yang isinya umat Islam diminta tidak menggunakan ogoh-ogoh ataupun replika makhluk yang menyeramkan dalam kegiatan pawai endhog-endhogan (telur hias) saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tausiah MUI Banyuwangi tertuang dalam surat nomor : 04/DP-MUI/KAB/09/2023 tertanggal 29 Shafar 1445 H atau 15 September 2023. Surat ini ditandatangani Ketua MUI Banyuwangi KH M Yamien dan Sekretaris Umum MUI Banyuwangi Imam Mukhlis.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, KH M Yamien menyatakan, salah satu misi MUI adalah merespons perkembangan dalam rangka mengayomi dan melindungi umat. Menurutnya, pawai ogoh-ogoh itu adalah ritual dari agama lain.
“Maulid itu dalam rangka perayaan kelahiran Rasulullah Muhammad SAW,” jelasnya Selasa, 19 September 2023.
Dia menjelaskan, peringatan Maulid itu sebagai wujud syukur umat Islam terhadap Allah atas kelahiran seorang Nabi Muhammad SAW sebagai penolong umat Islam di dunia dan akhirat nanti.
Dia menambahkan, tausiah ini dikeluarkan untuk mengingatkan barangkali ada umat yang masih bellum memahami. Tausiah ini, kata Dia, untuk mengingatkan bahwa pawai ogoh-ogoh itu ritual agama lain yang tidak boleh dilakukan dalam agama Islam.
“Kita mencintai Rasul itu ritualnya Shalawati, itu ada nilai agamanya,” tegasnya.
Untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan melaksanakan pawai endhog-endhogan tetap diperbolehkan. Karena itu hanya sebagai bentuk perayaan yang sudah menjadi budaya.
“Ini untuk mengingatkan, untuk melindungi umat agar tidak jauh melenceng dari ajaran agama kita,” ujarnya.
Dia menambahkan, Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang saling menghormati, dan menjaga toleransi. MUI juga merupakan partner pemerintah yang turut membantu pemerintah dalam mengembangkan budaya.
“Kita membantu pemerintah, budaya kita kembangkan tapi kan ada batasan-batasan,” ujarnya.
Advertisement