Muhibah Rempah Empat Kesultanan Maluku Bertemu di KRI Dewaruci
Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencetak sejarah dengan mempertemukan empat Kesultanan Maluku Kie Raha. Yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Pertemuan tersebut dilakukan saat jamuan makan malam di atas geladak KRI Dewaruci yang bersandar di Pelabuhan Trikora, Tidore.
Pertemuan empat kesultanan ini menjadi sejarah, sebab merupakan pertemuan pertama mereka setelah sekian lama. Di atas geladak kapal, empat kesultanan tersebut merundingkan dan membahas tentang pemajuan kebudayaan Maluku Kie Raha sebagai kepulauan rempah-rempah yang menjadi percontohan daerah-daerah di provinsi lain.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, serta pejabat setempat.
Sultan Ternate menegaskan bahwa pertemuan empat kesultanan ini merupakan peristiwa bersejarah. “Kehadiran kami di geladak KRI Dewaruci merupakan pengulangan 500 tahun lalu nenek moyang kami naik ke kapal Galleon Belanda,” kata Hidayatullah Sjah, dalam keterangan Pers Kemendikbud, Minggu, 19 Juni 2022.
Pada 1322, bangsa Ternate membangun peradaban, memperluas peradabannya dengan membangun penataan pemerintahan yang lebih lengkap dengan membentuk konfederasi yang namanya Moluku Kie Raha, menggabungkan tiga saudaranya menjadi satu di dalam Konferensi Moti. Saya yakin pada masa mendatang bahwa akan datang satu fase di mana peradaban gemilang kami akan kembali.
Hal senada juga dikatakan oleh Perdana Menteri Sultan Bacan, Mochdar Salim Arief. Ia mengatakan bahwa pertemuan empat sultan di atas KRI Dewaruci juga menjadi bagian dari sejarah perjalanan rempah.
“Perjalanan rempah telah dilaksanakan di sini, ada beberapa pulau yang meliputi berbagai suku dan ini disertai pula dengan adanya diplomasi. Dari diplomasi inilah muncul tata krama,” jelas Mochdar Salim Arief.
Sultan Jailolo, Ahmad Sjah pun mengapresiasi agenda Muhibah Budaya Jalur Rempah ini. “Kami berterima kasih dengan agenda Muhibah Budaya Jalur Rempah telah mempertemukan kita semua. Inilah yang jarang sekali terjadi, kami akhirnya duduk di meja bersama, momen yang jarang sekali terjadi, empat kerajaan ini duduk bersama,” ujar Iskandar S. Alting, Jou Mayor Kesultanan Tidore.
Hilmar Farid mengapresiasi agenda pertemuan para raja yang dihelat di lokasi bersejarah penghasil rempah.
“Upaya untuk melakukan pelestarian budaya itu adalah upaya bersama. Pemerintah pusat tidak akan bisa berjalan sendiri dan memerlukan upaya bersama terus menerus, meningkatkan kolaborasi, karena harapan saya tentu pertemuan yang baik ini menjadi titik awal untuk sama-sama melihat, proses, yang akan gemilang ke depannya,” kata Hilmar.
“Program ini sangat penting, pihak kesultanan bisa menceritakan kisah-kisah sejarah dan berbagai hal pada anak-anak sekolah. Kita sedang merancang muatan lokal dalam pendidikan, sejarah budaya, dan muatan adat, kesenian, tradisi kita ini menjadi bagian gaya hidup anak-anak kita sehari-hari. Tentunya ke depan akan diperlukan fasilitas, dan hal ini hanya mungkin terjadi apabila energi ini bisa tertancap dan kemudian diteruskan dengan semangat yang sudah kita bangun ini,” tutur Hilmar.
Maluku Kie Raha adalah istilah untuk menyebut empat kerajaan di Maluku pada zaman bahari yang sangat berpengaruh secara politis dan ketatanegaraan, yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan yang merupakan titik penting dalam jalur pelayaran rempah.
Saat ini, pemerintah sedang berupaya mengajukan jalur rempah sebagai Warisan Budaya Dunia yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2024 mendatang. Jalur rempah ini bukan hanya kenangan terhadap masa lalu tetapi juga memiliki arti penting untuk mengaktualisasikan jalur rempah di masa sekarang.
Muhibah Budaya Jalur Rempah dimulai 1 Juni 2022 hingga 2 Juli 2022 dengan menggunakan kapal legendaris KRI Dewaruci milik TNI AL. Kegiatan ini menyusuri enam titik Jalur Rempah, yakni Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Neira, Kupang. Dari Kupang, KRI Dewaruci akan kembali ke Surabaya.
Advertisement