Muhammadiyah dan BNPB Sepakat Gotong Royong Kunci Hadapi Corona
Ketua Lazismu (Lembaga Amil Zakat dan Sedekah Muhammadiyah) PP Muhammadiyah Hilman Latief mengatakan, krisis yang dihadapi saat ini berbeda dari biasanya karena dirasakan hampir semua warga masyarakat Indonesia.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga masyarakat sipil khususnya lembaga filantropi baik yang berafiliasi dengan agama tertentu maupun yang bukan,” kata Hilman, dalam keterangan Senin, 13 April 2020.
Hal itu diungkapkannya, dalam diskusi yang digelar Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah. Diskusi mingguan online dengan tema dan para pembicara yang berbeda-beda dengan tajuk Covid Talk. Dimaksudkan untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait penanggulangan Covid-19.
Sesi ke-3 Covid Talk dengan tema “Membangun Ketahanan Pangan di Masa Pandemi” dengan pembicara Hilman Latief, Ketua Lazismu PP Muhammadiyah dari perspektif masyarakat sipil dan Bernadus Wisnu Widjaya, Deputi Sistem dan Strategi BNPB dari perspektif pemerintah.
Diskusi yang digelar secara daring melalui aplikasi telekonferensi tersebut berlangsung dari Kamis pekan lalu, pukul 13.00-14.30 dengan moderator Hening Parlan, Koordinator Lingkungan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PP Aisyiyah. Diskusi terlaksana dari Kantor PP Muhammadiyah Cik Di Tiro, Yogyakarta.
Pada bagian lain Hilman mengatakan, dalam konteks ketahanan pangan terkait wabah Covid-19 ini harus dicermati siapa kelompok terdampak yang paling utama karena hampir semua sektor terdampak wabah Covid-19 ini baik formal maupun informal yang menjadi sektor terbesar di Indonesia.
“Yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kelompok rentan seperti lansia, anak-anak dan bayi mereka harus mendapat perhatian khusus,” ujarnya.
Selanjutnya Hilman memaparkan dalam merespon wabah Covid-19 ini perlu ada rencana kontinjensi jangka pendek. Pertama, lembaga-lembaga masyarakat harus melakukan relokasi dana dan redesain program.
"Kedua, yang sudah banyak dilakukan, yaitu tindakan kuratif dan preventif seperti penyemprotan serta penyiapan APD. Ketiga, adalah tanggap urusan pangan dengan mengadakan subsidi pangan baik oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat non pemerintah,” imbuhnya.
Untuk menghadapi wabah Covid-19 yang tidak tahu sampai kapan berlangsung ini, Hilman menekankan lembaga filantropi hendaknya tidak hanya berpikir untuk sekedar memberi tetapi juga harus dipikirkan membangun ketahanan pangan dari hulu ke hilir.
“Masyarakat sipil harus memikirkan efek jangka panjang wabah ini dengan memikirkan juga bagian hulu pengadaan pangan ini karena kemampuan memberi masyarakat ada batasnya,” sambungnya.
Sementara itu B. Wisnu Widjaya, Deputi Sistem dan Strategi BNPB menyampaikan strategi penanggulangan Covid-19 yang dilaksanakan BNPB. Wisnu menyampaikan bahwa dalam menyikapi wabah Covid-19 ini ibarat perang semesta, perang perkotaan satu lawan satu yang mana setiap orang tidak bisa semata-mata mengandalkan orang lain.
“Yang kita perlukan harus satu komando, jangan kita kehilangan fokus dan kesatuan sehingga hilang energi kita pada perdebatan,” katanya.
Di sisi lain, Wisnu juga mengakui fakta bahwa kita sebagai bangsa tidak bisa disiplin terutama untuk melaksanakan pembatasan jarak. Namun, tidak bisa pula memaksakan kedisiplinan saat ini apalagi dengan pemaksaan, karena semua itu butuh proses panjang. Itu ditambah pula edukasi masih rendah, ekonomi kurang baik dan cakupan fasilitas kesehatan masih rendah.
Wisnu menyampaikan pula bahwa bencana wabah Covid-19 ini sangat unik dan kompleks kita tidak perlu membandingkan dengan negara lain. “Bencana itu adalah urusan bersama maka dihadapi bersama, itu yang menurut kami powerfull,” tambahnya.
Wisnu menambahkan kita sebagai bangsa punya modal sosial yang besar dengan adanya struktur birokrasi sampai tingkat RT ini yang berbeda dengan negara lain juga adanya kekuatan masyarakat sipil.
Terkait dengan pangan, Wisnu menegaskan tiga bulan ke depan stok pangan masih aman tetapi ke depannya harus menyiapkan ketahanan pangan dengan baik karena banyak orang menghentikan kegiatannya. Mengakhiri diskusi baik Hilman maupun Wisnu sepakat adanya sinergi, bersatu dan gotong royong dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.
Sumber: Tim Media MCCC PP Muhammadiyah.
Advertisement