Muhammadiyah Bela Sikap Politik Amien Rais, Ini Alasannya
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, sikap dan pernyataan Amien Rais agar pemerintahan Jokowi-Maruf diberi kesempatan sambil diawasi secara demokratis menunjukkan jiwa kenegarawanan dan sikap reformis beliau yang paham betul tentang hakikat dan implementasi demokrasi.
“Kepada yang selama ini kontra maupun pendukung tokoh reformasi tersebut tentu harus menyikapinya secara objektif, bahwa demokrasi memang dinamis dan memerlukan visi yang luas,” tutur Haedar dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Rabu 17 Juli 2019.
Hal itu merupakan respon dari sikap mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amien Rais, yang telah memberi kesempatan kepada Jokowi-Ma'ruf untuk memimpin pemerintahan lima tahun ke depan.
Amie Rais, yang anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
meminta masyarakat, terutama pendukung Prabowo-Sandiaga, untuk percaya dengan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
"Jadi saya menyampaikan, sebaiknya teruskan merajut merah putih, teruskan bangsa ini bersatu. Tapi soal kekuasaan, berikan fair chance, kesempatan yang utuh kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf," kata Amien di Kantor DPP PAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pernyataan bernada dukungan kembali disampaikan Amien Rais setelah bertemu Prabowo, Selasa 16 Jli 2019.
Bahkan, Amien menegaskan tidak perlu ada lagi istilah "cebong" dan "kampret", yang merupakan sebutan bagi pendukung 01 dan 02.
Haedar juga menegaskan, jangan ada yang sinis atau tidak positif dalam menyikapi pernyataan tokoh PAN tersebut.
“Demi keutuhan dan masa depan bangsa semua pihak di negeri ini harus terus belajar berinteraksi dan saling koreksi secara sehat dan dewasa, jangan sempit wawasan dan sikap. Indonesia itu negeri besar milik bersama, bukan milik satu dua orang atau golongan,” tegas Haedar.
Para elite di negeri ini memang dituntut keteladanannya dalam berdemokrasi dengan visioner.
“Sikap bijak Pak Amien Rais perlu diikuti oleh para elite dan warga bangsa agar Indonesia makin bersatu dalam dinamika dan keberagaman menuju Indonesia berkemajuan,” pungkas Haedar. (adi)
“Kepada yang selama ini kontra maupun pendukung tokoh reformasi tersebut tentu harus menyikapinya secara objektif, bahwa demokrasi memang dinamis dan memerlukan visi yang luas,” tutur Haedar Nashir.
Advertisement