Muhammadiyah Bawa Kemajuan Masyarakat, Kata Prof Hyung-Jun Kim
Para aktivis Muhammadiyah yang mendakwahkan ke-Muhammadiyahan seperti orang jual obat di pasar.
“Aktivis Muhammadiyah ketika mengajarkan agama Islam ke masyarakat seperti orang jual obat, tidak ada paksaan. Mereka tidak memaksa semua orang untuk meminum obat yang ditawarkan, tapi jika ada yang meminumnya itu sebagai alat untuk kesembuhan,” kata Prof Hyung-Jun Kim, peneliti asal Korea Selatan, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Kamis 31 Januari 2019.
Melalui sikap dakwah seperti itu, Muhammadiyah bagi orang di pedesaan dianggap sebagai simbol modernitas. Karena membawa masyarakat desa yang tertinggal, menuju masyarakat desa yang berpendidikan.
"Selain tanpa paksaan, dakwah Muhammadiyah lebih sering dilakukan dengan melalui contoh dengan perbuatan dari pada dengan ucapan. Hal ini yang menjadi nilai positif bagi Muhammadiyah," kata Prof Kim
Selain tanpa paksaan, dakwah Muhammadiyah lebih sering dilakukan dengan melalui contoh dengan perbuatan dari pada dengan ucapan. Hal ini yang menjadi nilai positif bagi Muhammadiyah serta, menurut Dosen di Departement of Cultural Anthropology Kangwan Nasional University, "sikap dakwah seperti itu yang menjadikan Muhammadiyah banyak memiliki Amal Usaha."
Prof Kim hadir pada acara Program Studi (Prodi) Sosial Politik Islam Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY). Yakni, Seminar Buku ‘Muhammadiyah di Aras Lokal’ pada Rabu 30 Januari 2019 di Gedung Pasca UMY, Jl Lingkar Selatan, Bantul.
Penulis buku, Prof Hyung-Jun Kim dalam memaparkan isi bukunya mengatakan, suatu yang menjadi ciri khas Muhammadiyah dalam berdakwah, adalah tidak melalui paksaan dan memegang erat prinsip welas asih.
Kim pun menyoroti tentang peran Ranting Muhammadiyah yang dalam penelitiannya dianggap kurang memberi banyak arti dalam kehidupan masyarakat dengan keberadaannya. Karena perubahan yang terjadi di masyarakat banyak dilakukan secara personal, bukan kelompok atau organisasi.
“Sekitar 1980-an di tempat peneilitian, perubahan ke-Islaman di masyarakat banyak dipengaruhi oleh aktifis personal dari pada organisasi,” tambahnya.
Meski dengan segala kekurangan dan kelebihan, melihat Muhammadiyah secara utuh adalah organisasi kreator yang membawa masyarakat dari ketertinggalan menuju kemajuan. (adi)