Muhaimin Diprediksi Pilih Menteri daripada Tetap Ikut Anies
Pernyataan Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar, akan tetap pada koalisi perubahan bersama Capres 01 Anies Baswedan, diragukan. Cak Imin tak bakal nolak kalau diiming iming kursi kabinet oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Muhaimin mengkampanyekan perubahan karena dijadikan cawapres oleh Capres Anies Baswedan. Kalau waktu itu jadi Cawapresnya Prabowo bicaranya dinilai akan lain.
"Kalau Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ditawari jadi menteriboleh Prabowo setelah ditetapkan menjadi presiden, feling saya akan diterima dan Anies dinggalkan," ujar pengamat politik dan peneliti Indonesia. Muhammad Qodari melalui gawai, Rabu 21 Februari 2024.
Menurut Qodari Muhaimin dikenal sebagai politisi yang selalu mencari aman dan Selamat. Untuk itu tak segan segan menikam kawan sendiri.
"Muhaimin menjadi ketua umum PKB kan setelah berkhianat pada Gus Dur. Kemudian menjadi Cawapresnya Anies setelah mengkhianti Prabowo. Anies mengangkat Muhaimin jadi cawapres setelah Anies Baswedan menelikung AHY dan Partai Demokrat, kronologinya kan begitu," ujar pengamat politik lulusan UGM yang menyelesaikan program Pasca sarjana di Universitas Indonesia, bidang psikologi sosial.
Prabowo mengajak lawan politiknya bergabung seperti yang ia sampaikan bisa saja terjadi, seperti ketika Jokowi mengajak bergabung di cabinet sebagai Menhan.
"Melihat kelakuan Muhaimin, gak bahaya ta kalau dijadikan menterinya Pak Prabowo," canda Qodari.
Merespon perolehan suara Amin pada Pilpres 2024 lebih tinggi dari capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo, Qodari mengatakan kontribusi suara terbesar kepada Anies berasal dar PKS, bukan PKB semata. "Faktanya suara Amin di basis PKB Jawa Timur, jeblok, kalah telak dengan suara Prabowo Gibran.
Di Jatim Amin Jeblok
Merujuk hasil sementara real count KPU, suara Amin di Jawa Timur terbilang paling kecil dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Paling tinggi adalah pasangan Prabowo-Gibran dengan perolehan 10.630.614 atau 66,57 persen suara di Jawa Timur.
Ganjar-Mahfud di urutan kedua perolehan suara terbanyak di Jawa Timur. Mereka mendapat 2.816.914 atau 17,64 persen suara.
Anies-Muhaimin memperoleh 2.522.420 atau 15,79 persen suara di Jawa Timur.
Angka-angka tersebut berasal dari hasil real count sementara KPU berdasarkan 81,61 persen data yang telah masuk atau dari 98.478 dari total 120.666 TPS di Jawa Timur.
Data diolah dengan Sirekap buatan KPU. Akan tetapi, Sirekap hanya sebagai alat bantu.
Penghitungan suara yang menjadi rujukan utama adalah rekapitulasi berjenjang yang dilakukan KPU. Mulai dari tingkat TPS, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat pusat.