Muhadjir Effendy Dianggap Tepat Jadi Bapaknya Orang Papua
Kalangan masyarakat Papua menganggap Prof Muhadjir Effendy, Menko PMK, merupakan figur yang tepat menjadi Bapaknya Orang Papua. Sudah lama orang Papua tidak punya sosok Bapak setelah Acub Zainal dan Ebes Soegiyono.
Kriteria Bapaknya Orang Papua itu antara lain punya komitmen yang kuat terhadap manusia Papua. Bisa menjadi penganyom. Punya rekam jejak yang jelas dalam memberdayakan manusia Papua.
"Pak Muhadjir memenuhi syarat sebagai Bapaknya Orang Papua," kata Jamesmedow, tokoh Papua.
Sergiuswamsiwor, tokoh pendidikan di Merauke mengatakan, kiprah Muhadjir dalam memberdayakan masyarakat Papua sejak menjadi Mendikbud pada Kabinet Jokowi Jilid satu.
"Saya ini termasuk hasil bimbingan Pak Muhadjir," tegas Sergius, Perintis Sekolah Satu Atap Merauke ini.
Setelah Ebes
Muhadjir dikenal sebagai menteri yang hobi blusukan di Tanah Papua. Hal itu dilakukan sejak jadi Mendikbud. Sering kali juga tanpa takut nerobos daerah bahaya KKB.
Pernah mendatangi sekolah yang dibakar, sekolah yang gurunya mengalami kekerasan.
Seperti menyerahkan bantuan sosial langsung ke rakyat di pedalaman, mencek puskesmas, membangun sekolah di pegunungan.
Dia akrab dengan kalangan gereja maupun aktivis dan tokoh-tokoh masyarakat adat.
Yang menggemparkan ketika dia menyatakan pembangunan Papua bisa baik kalau dilakukan putra-putri Papua sendiri. Kenyataannya sumberdaya manusia Papua cukup berlimpah.
Selama ini terkesan sumber daya manusia Papua terabaikan. Kalah dengan pendatang. Bahkan hanya jadi penonton pembangunan.
Tercatat dua orang yang dianggap Bapaknya Orang Papua adalah Acub Zainal dan Ebes Soegiyono. Keduanya dianggap mampu mengangkat harkat dan martabat orang Papua melalui olahraga.
Acub, Gubernur Irian Jaya 1973-1975 membangun Stadion Mandala Jayapura yang megah. Mengorbitkan Persipura. Mempromosikan banyak pemain bola Papua ke seluruh Indonesia.
Ebes Soegiyono, Wagub Irian Jaya 1983-1987 juga banyak mengangkat Papua melalui bola dan tinju. Seperti munculnya petinju Yudas Mofu, John Hamadi.
Setelah keduanya, praktis belum muncul sosok baru.(ANO)