Mudik via Ngawi-Bojonegoro, Ada Kampung Samin juga Keripik Tempe
Jalur Ngawi-Bojonegoro berada di jalur tengah yang menghubungkan antara selatan dan pantai utara (Pantura). Jalur dengan jarak tempuh sekitar 70 kilometer dari Kota Ngawi ke Kota Bojonegoro ini melewati kawasan hutan jati yang dikenal dengan sebutan Watu Jago (batu ayam jantan).
Jalur ini menghubungkan beberapa kabupaten, yaitu Ngawi, Bojonegoro, Cepu, Blora dan Rembang (jalur pantura), dan Babat, Lamongan serta ke Tuban. Dibukanya tol Ngawi-Madiun-Sragen-Solo, meningkatkan pengguna jalan yang melintas antara Ngawi-Bojonegoro.
Jalur Ngawo-Bojonegoro melewati sejumlah kecamatan di dua kabupaten itu dengan segala potensinya. Dimulai perjalanan dari Ngawi, pemudik akan melewati Desa Ngantru, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari Kota Ngawi, terdapat industri keripik tempe. Ada puluhan industri rumahan keripik tempe yang sudah terkenal.
Untuk belanja keripik tempe, pemudik tidak perlu khawatir dengan harga yang ditawarkan. Karena para penjualnya relative familiar akan harga ‘ramah’ dan tidak akan ‘nggepuk’ (Menaikkan harga) bagi pembeli yang datang dari luar kota. Kebetulan Desa Ngantru, Kecamatan Kota Ngawi, lokasinya berada di jalur utama Jalan Raya Cepu-Bojonegoro.
“Penjual keripik tempe di daerah ini gak nakalan untuk soal harga,” ujar Antok, seorang sopir travel yang berdomisili di Bojonegoro pada ngopibareng.id Sabtu 30 Maret 2024.
Selanjutnya, bagi pemudik yang menggunakan mobil pribadi, jalur ini akan melewati perkampungan Samin, tepatnya di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Lokasi Dusun Jepang berjarak sekitar 7 kilometer dari jalan utama Bojonegoro-Ngawi, ke arah barat. Lokasi perkampungannya berada di pinggir hutan dan tak jauh dari Sungai Bengawan Solo.
Samin adalah salah satu faham yang dikembangkan seorang tokoh bernama Samin Surosentiko alias Raden Kohar alias Mbah Suro, yang lahir 1859—tokoh yang anti penjajah. Para pengikut ajaran Samin berdomisili di berbagai daerah. Selain di Bojonegoro, Blora, Kudus, Pati dan sebagian di Grobogan/Purwodadi.
Di Dusun Jipang, Desa Margomulyo, terdapat Kampung Samin dengan jumlah pengikut cukup banyak. Di desa itu terdapat pria Bernama Bambang Sutrisno,43, tahun—putra dari tokoh penerus ajaran Samin Bernama Hardjo Kardi—yang meninggal dunia di usia 88 tahun, pada Sabtu 27 Mei 2023 lalu.
Kampung Samin di Dusun Jipang kini dijadikan salah satu kawasan budaya oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Daerah ini juga jadi salaah satu kunjungan para pemerhati budaya, pemerintah, pariwisata dan mereka yang tertarih dengan faham Samin.
Selanjutnya, pemudik akan melewati kawasan hutan jati Watu Jago. Dikenal dengan sebutan Watu Jago, karena di pinggir jalan besar ini terdapat batu mirip ayam jago—oleh warga dipagari dan batunya dibungkus kain putih. Watu Jago—ketika itu sempat dikeramatkan oleh warga sekitar dimana kerap warga memberinya kembang. Kondisi watu jago masih ada. Tetapi setelah pelebaran jalan utama Bojonegoro-Ngawi, watu jago tak terurus.
Di lokasi Watu Jago juga terdapat warung makan, penjual buah, es degan. Pemudik bisa memanfaatkan rest area di kawasan hutan jati yang rindang. Untuk pemudik, kondisi jalan di Watu Jago, naik turun dan berkelok tajam. Tentu mesti berhati-hati.
Masuk Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, pemudik bisa menikmati sajian kuliner khas. Seperti menu sambal lalap, dengan ikan khas Bengawan Solo. Seperti ikan bader, ikan jendil, patin, lele, gabus dan ikann rengkik. Warung makan ikan endemic Sungai Bengawan Solo ini, mudah ditemui di beberapa tempat di Kecamatan Ngraho. “Banyak pilihan kalau makanan khas ikan dari Bengawan Solo,” ujar Camat Ngraho, Masirin pada ngopibareng.id, Minggu 31 Maret 2024.
Pemudik selanjutnya melewati Kecamatan Padangan—sebuah kecamatan paling barat Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan dengan Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dari Kecamatan Padangan—pemudik bisa memilih jalur—yaitu ke barat menuju ke Blora-Rembang atau Purwodadi. Sedangkan ke timur, pemudik bisa menuju ke Kota Bojonegoro.
Sepanjang jalan dari Kecamatan Padangan ke Kota Bojonegoro sekitar 33 kilometer, akan melewati beberapa kecamatan. Seperti Kecamatan Purwosari, Kecamatan Gayam—berdekatan sumur minyak proyek Blok Cepu, kemudian Kecamatan Kalitidu hingga masuk ke Kota Bojonegoro.
Dari perjalanan Ngawi-Bojonegoro ini, pemudik tentu bisa mencatat, untuk kebutuhan belanja oleh-oleh atau rekreasi melepas kepenatan.