Mudik Lewat Bojonegoro, Camilan Ledre Jangan Lupa
Camilan ledre tentu sudah banyak yang tahu. Jajanan yang kerap disebut kue semprong ini, salah satu camilan terkenal dari Kabupaten Bojonegoro. Pada hari-hari besar, seperti Idul Fitri, ledre kerap jadi oleh-oleh yang wajib dibawa.
Ya, camilan ledre, ada yang menyebut egg roll, gapit, kue semprong dan lainnya. Camilan ini, kerap hadir dengan pelbagai varian dengan aroma berbeda pula. Misalnya ledre dengan bahan baku ketela, pisang, labu dan pandan dan lainnya. Camilan ini bisa dijadikan sajian di rumah ketika Idul Fitri tiba.
Bahan baku dari ledre ini juga sederhana. Seperti tepung, gula, gram, kelapa, sebagai bahan dasarnya. Sedangkan untuk jenisnya disesuaikan bahan. Misalnya ledre dari pisang, atau ketela sebagai bahan bakunya. Soal rasa juga tergantung pilihan. Ada yang manis, seperti ledre berbahan pisang raja atau ledre dengan rasa asin.
Konon, camilan ledre itu sudah dibuat warga Bojonegoro tahun 1950 an. Perajin camilan ledre awalnya terpusat di Kecamatan Padangan, daerah paling barat Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan dengan Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah. Tetapi perajinnya terus meluas hingga di beberapa kecamatan, termasuk di Kecamatan Kota Bojonegoro.
Tercatat ada lebih dari 80 perajin camilan ledre di Kabupaten Bojonegoro yang tersebar di beberapa kecamatan. Tetapi memang para perajinnya lebih banyak terpusat di Kecamatan Padangan. Di antaranya di Dusun Kalangan, Dusun Jalakan, Desa/Kecamatan Padangan dan juga di Desa Kuncen, Kecamatan Padangan. Bertambahnya jumlah perajin ledre karena sering dengan permintaan pasar yang dari hari ke hari meningkat.
Yang disukai dari camilan ledre ini, selain rasanya yang bermacam-macam, juga awet dan bisa bertahan minimal dua pekan. Camilan ini juga disukai anak-anak, karena mirip stik dan kalau digigit cres,cres... “Iya ledre bisa awet minimal dua pekan. Padahal kami tidak pakai bahan pengawet,” ujar Juwari,56, tahun perajin camilan ledre asal Kecamatan Padangan.
Menurutnya, jika Idul Fitri, permintaan banyak datang. Biasanya ledre yang disukai rasa pisang raja, ketela ungu, labu (waluh) dan juga pandan. Pembelinya pun dari beragam dan tempatnya relatif jauh. Di Semarang, Surabaya, Jakarta, Bandung, Bali, hingga Sumatera.
Sedangkan harga camilan ledre masih ramah untuk kantong. Misalnya ukuran kecil, dengan isi 20 biji biasanya dijual dengan harga antara Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu perkotak. Untuk ukuran sedang isi 50 biji dijual dengan harga di kisaran Rp 40 ribu. Ukuran kaleng besar berisi di atas 200 biji sekitar Rp 200 ribu.
Untuk mendapatkan camilan ledre cukup mudah. Karena hampir toko oleh-oleh di Bojonegoro ini menyediakan camilan ledre. Tetapi ada juga pembeli yang memang sudah langganan, datang langsung di rumah-rumah produksi, seperti di Kecamatan Padangan.
Menurut Retno, salah seorang guru asal Padangan yang kini tinggal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, camilan ledre, akan jadi oleh-oleh ketika mudik. “Saya hampir pasti bawa ledre untuk oleh-oleh ketika balik ke Bogor. Rasanya nagih,” tandas guru alumni salah satu PTN di Yogyakarta ini.
Pihak Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro, telah menetapkan camilan ledre sebagai bagian dari industri rumah tangga khas daerah. Camilan ini juga jadi salah satu sajian andalan ketika ada tamu-tamu di Pemerintahan Bojonegoro.
Advertisement