Pemprov Jatim Larang Mudik tapi Tetap Buka Wisata? Ini Alasannya
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim), Emil Elestianto Dardak berharap agar masyarakat bisa memahami kenapa mudik dilarang, meski di sisi lain tempat wisata masih dibuka.
Emil mengatakan bahwa pengawasan kepada masyarakat ketika mudik relatif lebih sulit dilakukan. Berbeda ketika warga berada di tempat wisata, yang telah memiliki aturan baku soal protokol kesehatan. "Mungkin itu yang menjadi pertimbangan dari seluruh instansi terkait, mengenai resiko kalau terlaksana mudik. Sebaliknya, kenapa tempat wisata dibuka, mungkin sudah dilakukan tolok ukur," kata Emil, Sabtu, 10 April 2021.
Di tempat wisata, kata Emil, pemerintah bisa meminta kepada pengelola agar mereka menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Seperti pembatasan jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk. "Nah kalau mungkin mudik dibatasi, dibatasi berapa? siapa yang boleh mudik siapa yang enggak, kan sulit juga. Sedangkan kalau tempat wisata yang biasa seribu orang, mungkin bisa bisa maksimal cuma berapa ratus," ucapnya.
Emil melanjutkan, perbedaan tersebut bukan permasalahan ketidakadilan. Namun, sebagai salah satu upaya dari pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, yang bisa saja terjadi ketika diperjalanan.
Larangan mudik tersebut, kata dia, juga berlaku untuk dirinya sendiri. Kecuali jika ada kepentingan yang mendesak, seperti perjalanan dinas, kunjungan sakit atau keluarga meninggal. "Karena saya pun tidak bisa bertemu keluarga pada saat lebaran keluarga besar, karena memang ada larangan mudik," jelasnya.
Oleh karena itu, Emil mengimbau agar masyarakat tidak nekat melakukan mudik Lebaran. Sebab, larangan pemerintah tersebut bertujuan agar kasus Covid-19 tidak lagi mengami kenaikan.