Mudik Dilarang, Mbak Cantik Penjual Es Tebu di Mojokerto Tekor
Aturan larangan mudik juga ikut mengurangi pendapatan harian bagi para penjual cantik es tebu di Jalan Raya Bypass Mojokerto. Momen mudik lebaran yang biasanya menghasilkan Rp600-700 ribu per hari. Tapi kini mereka hanya bisa mendapatkan sekitar Rp200 ribu.
Akibat penghasilan yang menurun itu pun para penjual es tebu yang biasanya dituntut berpenampilan cantik untuk menarik pembeli itu harus tekor untuk membeli make-up.
Deretan penjual es tebu cantik ini bisa dijumpai di jalan Raya Bypass Mojokerto, tepatnya di sepanjang jalan sebelah utara simpang 4 Mertex Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar.
Setiap warung dijaga 1-2 perempuan cantik. Keberadaan para perempuan ini menjadi magnet bagi para pengguna jalan nasional jurusan Mojokerto-Surabaya. Usia mereka ada yang sudah dewasa, ada pula yang masih belasan tahun.
Selalu berpenampilan cantik sudah menjadi tuntutan untuk menarik pembeli. Terlebih lagi, warung-warung es tebu ini bersaing satu sama lain. Namun, akibat penyekatan larangan mudik yang dilaksanakan mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021 itu membuat mereka harus kehilangan momen menangguk untung.
"Dua minggu sebelum lebaran biasanya full karena banyak pemudik," kata Indah (29) salah satu gadis penjual es tebu di Jalan Raya Bypass Mojokerto, Sabtu 8 Mei 2021.
Menurut Indah, jika dibandingkan dengan tiga tahun lalu jumlah pemudik pada dua tahun ini menurun drastis akibat larangan mudik Hari Raya Idul Fitri karena masih pandemi Covid-19.
"Mulai dua hari lalu sepi, sehari mendapatkan Rp 100 ribu itu saja berat," cetusnya.
Kata Indah, sebelum Covid-19 terjadi di Indonesia, momen menjelang lebaran seperti ini biasanya ia dapat menghasilkan Rp 600-700 ribu per hari, mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.
"Meski puasa, sebelum penyekatan kemarin masih bisa mendapatkan Rp300 ribu. Hasilnya bagi dua sama pemilik," ucapnya.
Dengan begitu, lanjut Indah, penghasilannya menurun 50 persen akibat larangan mudik lebaran.
Hal serupa juga dikatakan oleh pedagang es tebu yang lain, Vila (18). Kata dia, biasanya mendekati hari raya seperti ini, ia bisa menghabiskan satu kuintal tebu.
"Sekarang setengah kuintal saja sudah bagus. Mungkin karena itu (larangan mudik lebaran)," tegasnya.