Mudik dari Bojonegoro-Rembang, via Blok Cepu dan Makam RA Kartini
Mudik dengan kendaraan pribadi lewat jalur pantai utara (pantura) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah menuju Kabupaten Bojonegoro berjarak sekitar 105 kilometer.
Perjalanan pemudik akan melewati kawasan hutan jati, dan makam tokoh emansipasi Perempuan pribumi, Raden Ajeng (RA) Kartini hingga kawasan sumur minyak Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro.
Jalur ini melintasi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kemudian di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Selain menghubungkan jalur pantai utara ke jalur tengah dan selatan, jalur Bojonegoro-Blora-Rembang, juga penghubung perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di mulai dari Kota Rembang, baik dari barat atau timur pemudik bisa ambil di pertigaan Pantai Kartini—tepat di depan Gedung DPRD Kabupasten Rembang. Selanjutnya menuju ke Kecamatan Sulang, dimana di perempatan jalan utamanya kerap didera macet. Pemudik bisa mampir sejenak menikmati minuman legen—dari pohon siwalan yang banyak tumbuh di pesisir pantai.
Selanjutnya pemudik akan menuju ke Kecamatan Bulu. Lokasi di kecamatan ini sebagian besar adalah hutan jati dan tanah berkapur. Di kecamatan ini terdapat makam RA Kartini yang terletak di pinggir jalan jalur nasional, tepatnya di Desa Mantingan, Kecamatan Bulu, Rembang. Cukup mudah untuk menemui tokoh penggerak Perempuan pribumi dengan nama Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat ini, untuk dikunjungi pemudik.
Tak jauh dari makam RA Kartini ini, tentu saja pemudik bisa istirahat sejenak. Tak jauh dari lokasi itu, juga terdapat Wana Wisata dan Kolam Renang Mantingan. Daerah ini juga akan dijadikan rest area untuk pemudik dari luar kota. Wana Wisata ini jadi langganan pemudik untuk beristirahat.
Selanjutnya, pemudik menuju Kota Blora, yang berjarak dari Kecamatan Bulu, Rembang berjarak sekitar 17 kilometer. Masuk di Kota Blora, pemudik melewati perempatan Tugu Pancasila, bisa sejenak istirahat, menikmati makanan khas di kabupaten itu. Di antaranya Sate Blora, yang jenisnya beragam. Ada sate ayam, sate kambing dan sate sapi.
Kemudian, pemudik melanjutkan perjalanan, menuju ke sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Jepon, Kecamatan Jiken dan Kecamatan Sambong, hingga Kecamatan Cepu, yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perjalanan di jalur itu, pemudik lebih banyak melewati kawasan hutan jati.
Di kawasan hutan jati ini, terdapat kawasan bernama Kali Modang Kecamatan Sambong, dahulu dikenal jalur rawan kecelakaan dan tindak kriminalitas. Jalannya yang naik turun dan berliku. Di kawasan ini terdapat sungai kecil dengan airnya yang jernih dan dikenal dengan sebutan Kali Modang. Dahulu hingga sekarang ini, para sopir kerap membunyikan klakson jika akan melewati Kali Modang. Kepercayaan itu masih kerap dilakukan para sopir hingga sekarang ini.
“Saya masih membunyikan klakson jika lewat di Kali Modang,” Dirin, warga Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada ngopibareng.id, Kamis 4 April 2024.
Masuk di Kecamatan Cepu, sebuah kota kecil di Kabupaten Blora yang dikenal hiruk pikuknya kehidupan di malam harinya. Pemudik bisa untuk istirahat, dengan mencari beberapa menu makanan dan relative mudah ditemui di pinggir jalan.
Dari Kota Cepu, pemudik kemudian menuju ke Kecamatan Padangan, sebuah kecamatan berjarak sekitar 33 kilometer dari Kota Bojonegoro. Di Kecamatan Padangan, pemudik bisa memilih untuk jalur menuju ke Kabupaten Ngawi—yang berjarak sekitar 43 kilometer. Atau pemudik ingin menuju Kabupaten Tuban, lewat perbukitan gunung kaur (kawasan Gunung Kendeng Utara) lewat Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.
Ke arah timur, pemudik akan melewati Kecamatan Purwosari, dan Kecamatan Gayam, serta Kecamatan Kalitidu. Saat melintas di jalur nasional—km 14—pemudik akan melihat dua cerobong pembuangan gas dari sumur minyak Lapangan Banyuurip, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Sumur minyak yang dikenal Blora Cepu ini dikelola oleh Exxon Mobil Cepu Limited. Pada perjalanan petang atau malam hari, terluhat gemebyar lampu-lampu kawasan operasional pengeboran minyak tersebut.
Sekitar 35 menit kemudian, pemudik, jika tidak ada macet, akan sampai di Kota Bojonegoro. Kota di kabupaten paling ujung barat Provinsi Jawa Timur ini, pemudik bisa beristirahat sejenak. Ada sejumlah pos polisi, juga rest area atau juga menginap. Terdapat sejumlah hotel bintang atau juga kelas Melati yang mudah didapatkan.
Setelah di Kota Bojonegoro, pemudik bisa melanjutkan ke beberapa kota pilihan. Bisa le Kabupaten Nganjuk, sebelah selatan ke Kabupaten Tuban ke sebelah utara atau ke Kabupaten Lamongan ke sebelah timur, hingga Gresik dan Surabaya.
Advertisement