Mudahkan Pasien, Tim FT Unesa Rancang Bed Miring Otomatis
Tim Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil membuat inovasi bed (ranjang) pasien otomatis. Bed yang dibuat oleh Gibran Dzikri Nakhwa Rabbani, Bima Aditya, Umar Faruq Assyadillah, Gusti Rangga Abdillah, dan Anissa Dwi Lathifa ini, memiliki banyak fitur tambahan yang akan memudahkan pasien.
Dosen pembimbing inovasi ini, Dzulkiflih, menjelaskan, adapun fitur yang ada di bed otomatis pasien ini ialah fitur side tilting atau kemiringan kasur dapat diatur hingga 45 derajat ke kanan dan ke kiri. "Lalu ada pula fitur headrest yang bisa mengatur kemiringan sandaran kepala hingga 70 derajat ke atas dari posisi datar," katanya.
Ada lagi, fitur foot rest untuk menaik turunkan permukaan matras untuk kaki hingga 20 cm ke atas dan 15 cm ke bawah. Keempat, fitur open duty untuk membuka akses pintu pembuangan kotoran yang ada di bawah matras.
Kasur ini juga menggunakan tiga motor linier sebagai penggerak yang diklaim mampu dengan beban hingga 150 kg. “Semua mekanisme gerak ini bisa menggunakan remote, baik secara kabel maupun wireless mengikuti dari kebutuhan instansi kesehatan,” tambahnya.
Di samping itu, dosen pembimbing lainnya, Agung Prijo Budijono menambahkan, inovasi ini dikerjakan selama 4 bulan. Sejauh ini, ada 5 unit yang telah diproduksi bekerja sama dengan CV Cahaya Berkah Gusti skema Kedaireka.
Dia menyebut kasur ini telah memakai kualitas dengan standar kesehatan, bahkan cat yang digunakan juga khusus. “Kasur ini juga bisa dipasangkan baterai atau aki, sehingga gangguan listrik bisa diminimalisir,” ungkapnya.
Dosen teknik mesin juga menyebut pada pembuatan kasur ini juga harus mengimpor beberapa bahan dari luar negeri. Kasur ini, tambahnya, merupakan pembaharuan dari versi yang pertama yang awalnya hanya 2 unit saja yang kemudian dikembangkan lagi fitur dan mekanismenya.
Saat ini, dia dan tim sedang berfokus pada proses pemasaran dan sedang menjalankan beberapa kerja sama dengan beberapa instansi kesehatan di Surabaya dan Sidoarjo terkait penambahan fitur.
"Nantinya kami ingin mengoptimalisasikan pada roda kasur yang dibuat agar memudahkan pergerakan kasur agar lebih mudah dijalankan dengan pola troli supermarket," paparnya.
Untuk diketahui, ide bed otomatis untuk memudahkan pasien ini berawal dari cerita salah satu anggota timnya, di mana ada anggota keluarganya yang menderita penyakit liver. Gejala penyakit ini seperti cepat kelelahan dan nyeri perut bagian atas yang membuat penderitanya tidak bisa banyak bergerak, susah bangun dan duduk.
Ketika di rumah sakit, perawatannya cukup susah ketika mau berbaring, duduk dan bangun. Karena ranjang pasiennya belum otomatis, sehingga terpaksa memakai cara manual bahkan menggunakan bantuan bantal. Dari pengalaman ini, tercetuslah inovasi tersebut.
Advertisement