Muazin Tewas Dianiaya Baru Diceburkan Kolam Pancing
Teka-teki penyebab tewasnya Mustafa Syarif, 70 tahun, warga Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo terjawab dengan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan visum.
Polisi menyimpulkan, pria yang sehari-hari menjaga kolam pemancingan dan muazin (marbot) di masjid desa setempat tewas karena dibunuh.
Ada sejumlah barang bukti yang menunjukkan korban dianiaya hingga tewas kemudian jasadnya diceburkan ke dalam kolam.
“Salah satu indikasi, kaki dan tangan korban terikat tali rafia,” ujar Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso, Rabu, 25 Desember 2019.
Selain itu satu sandal korban ditemukan di dalam kolam, satu lagi tercecer sejauh sekitar 15 meter. Polisi dalam olah TKP juga menemukan peci korban dan sebatang patahan pohon.
"Setelah kami cek patahan batang pohon itu terdapat bercak darah yang sudah mengering,” ujar Rizki.
Hasil visum menunjukkan, bagian kepala korban luka akibat pukulan benda tumpul. Bukti tersebut meyakinkan pihak penyidik bahwa Mustafa memang tewas setelah dianiaya. Bukan tewas karena tercebur ke dalam kolam.
“Hasil visum menunjukkan, paru-paru korban kering. Artinya, korban dibunuh kemudian dilemparkan ke kolam,” kata Rizki.
Sebaliknya kalau korban tewas akibat tenggelam maka paru-parunya basah karena kemasukan air.
Disinggung apakah sudah ada dugaan yang mengarah kepada pelaku penganiayaan, AKP Rizki mengatakan, masih didalami. Yang jelas, usai olah TKP dan visum, polisi akan meminta keterangan sejumlah pihak termasuk keluarganya.
Apalagi sebelumnya, istri korban, Fatimah, 57 tahun mengatakan, suaminya sempat diancam komplotan pencuri sapi sekitar seminggu sebelum ditemukan tewas.
Fatimah mengaku sempat mendengar curhat suaminya. Suaminya sempat didatangi seseorang yang hendak memancing di kolam.
“Biasanya orang mancing membayar Rp 15.000, tetapi orang tersebut membayar dengan roti,” kata Fatimah.
Suaminya mengaku, tidak mengenal orang yang memancing dengan barter roti. Pemancing misterius itu juga mengingatkan Mustafa agar berhenti menjaga kolam pemancingan.
“Suami saya juga didatangi sekelompok maling, yang mengancam suami saya agar tidak lagi menjaga kolam pancing, soalnya lokasi tersebut akan dijadikan tempat persembunyian sapi,” kata Fatimah.
Seperti diketahui, Selasa, 24 Desember 2019, sekitar pukul 07.30, Mustafa, warga Dusun Karanganyar, Desa Curahsawo ditemukan tewas mengambang di kolam pemancingan yang dikelolanya.
Advertisement