Prospek Lintas Jangkar-Lembar Dianggap Mssih Suram
Pengguna jasa penyeberangan long distance ferry (LDF) Jangkar-Lembar belum sesuai ekspektasi pihak operator kapal. Jumlah muatan yang didapat, tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan pihak operator kapal.
Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi, Putu Widiana menyatakan, pada pelayaran perdana lintas Jangkar, Situbondo-Lembar, Lombok hanya ada muatan tiga unit truk besar dan empat unit kendaraan kecil. Sedangkan pada hari kedua ini hanya ada muatan dua unit truk besar.
“Di hari kedua Kapal Jambo X muatan yang tersedia baru TB (truk besar) dua,” jelas pria yang juga Manager Cabang perusahaan yang menaungi Kapal KMP Jambo X, Rabu, 16 Agustus 2023.
Minimnya muatan ini, menurut Putu Widiana, menunjukkan minimnya daya tarik dari penyeberangan ke Pelabuhan Lembar, Lombok dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo. Kendaraan lain seperti kendaraan roda dua juga belum ada.
Dia menyebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minimnya minat dari pengemudi truk untuk memilih lintas Jangkar-Lembar. Pertama, akses jalan. Kedua dermaga yang belum maksimal, ukuran truk yang masih dibatasi 35 ton ke bawah.
“Ada pembatasan-pembatasan seperti itu juga tidak menjadi daya tarik para driver. Banyak kabel juga,” jelas Putu Widiana.
Tidak hanya itu, dari sisi harga tiket, penyeberangan lintas Jangkar-Lembar juga dianggap lebih mahal dibanding lintas Ketapang-Lembar. Tiket dari Jangkar lebih mahal karena BBM yang dibutuhkan untuk pelayaran menuju Pelabuhan Lembar juga lebih banyak.
Dalam sekali pelayaran, terang Putu Widiana, dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Lembar membutuhkan tiga ton BBM. Sedangkan dari Pelabuhan Jangkar mencapai 3 ton 200 liter.
“Karena jarak dari Jangkar ke Lembar 152 mil sementara dari Ketapang 125 mil,” tegasnya.
Putu Widiana menyebut, harus ada inovasi untuk membuat para sopir truk logistik tertarik dan merasa nyaman untuk menggunakan berangkat dari Pelabuhan Jangkar. Karena jika kondisi seperti ini dibiarkan, maka akan memberatkan pihak operator kapal. Diapun mengaku akan segera melakukan evaluasi.
“Kita lihat dalam satu minggu, evaluasi dulu satu minggu, seperti apa perkembangannya,” tegasnya lagi.
Putu Widiana menambahkan, perbantuan kapal lintas Ketapang-Lembar ke lintas Jangkar-Lembar ini cukup mengganggu pelayanan di lintas Ketapang-Lembar. Menurutnya, di Ketapang, kendaraan yang hendak menyeberang ke Lembar cukup banyak.
“Mungkin gak pas juga (kapal) digeser ke (pelabuhan) Jangkar. Seharusnya kapal baru. Karena di Ketapang, bisa dikatakan para sopir kekurangan kapal karena menunggunya sampai dua hari,” ujarnya.
Sementara itu, Ngopibareng.id sudah berupaya menghubungi pihak ASDP Ketapang untuk mengkonfirmasi hal ini. Namun hingga berita ini ditulis,belum ada respon dari pihak ASDP.