MU Inginkan Ada Orang Madura Pimpin Surabaya
Pendiri Ormas Madura Urban (MU), Abdul Wahid Asy'ari ingin warga Madura bisa ikut berpartisipasi dalam pemilihan Wali Kota Surabaya 2020. Entah sebagai calon wali kota atau calon wakil wali kota.
"Kira-kira di Surabaya, ada 40 persen warga Madura yang menetap, bukan pendatang, mereka lahir di Surabaya dan ber-KTP Surabaya," ucap Wahid di salah satu hotel di Surabaya, Rabu 15 Januari 2020.
Pria yang akrab disapa Gus Wahid ini mengatakan peran warga Madura dalam menentukan pemimpin di Kota Surabaya cukup signifikan.
"Di wilayah Utara Surabaya, banyak warga Madura. Mereka punya komitmen kuat dan punya persentasi memilih. Bukan angka golput," katanya.
Pria yang juga konsultan politik ini, menilai, Pilwali Surabaya tidak hanya ditentukan dengan uang. Namun jaringan yang kuat dapat menentukan siapa yang akan menjadi penerus Tri Rismaharini di Surabaya.
"Jaringan komunitas yang kuat, relawan, lalu juga grass root itu penting dan bisa menjadi penentu," ujarnya.
Gus Wahid melihat, di Surabaya banyak warga Madura, namun kurang berani mengambil panggung politik.
Disinggung soal figur perempuan, Gus Wahid berharap, di Surabaya tetap ada wakil perempuan yang menjadi pemimpin. Sampai saat ini, ada beberapa nama figur perempuan yang santer maju dalam Pilwali Surabaya 2020 seperti Lia Istifhama, Dyah Katarina, hingga Reni Astuti.
"Saya lihat trennya memang perempuan ya, setelah 10 tahun Bu Risma, lalu Pilgub Jatim Bu Khofifah, ya siapa tahu di Surabaya ada figur perempuan yang mumpuni, ya minimal jadi wakilnya," pungkasnya.