MU Belanja Paling Besar, Ten Hag Justru Salahkan Aturan FFP
Manchester United secara kontroversial mengklaim bahwa Financial Fair Play adalah penyebab kesulitan Manchester United, meski hanya menghabiskan kurang dari 200 juta poundsterling musim ini.
Setelah musim pertama yang mengesankan di Old Trafford, banyak yang mengira Setan Merah akan kembali menemukan permainan terbakinya. Namun hal itu tidak terbukti.
MU saat ini berada di urutan keenam dalam klasemen, terpaut delapan poin dari empat besar, meskipun mereka dapat memperkecil jarak dengan Aston Villa dan Tottenham Hotspur dengan kemenangan atas Luton Town pada hari Minggu, 18 Februari 2024 malam ini.
Selain itu, Piala FA adalah satu-satunya trofi yang bisa mereka menangkan setelah mereka tersingkir dari Piala Carabao dan Liga Champions. MU sendiri tersingkir dari Liga Champions dengan cara yang memalukan di babak penyisihan grup.
Para pemain, manajer, dan pemilik klub semuanya menerima kritikan. Namun anehnya, Ten Hag percaya bahwa FFP bersalah, meskipun studi UEFA baru-baru ini mengungkapkan bahwa MU memiliki skuat termahal di dunia sepak bola musim lalu.
“Ketika kami berada di musim panas, saya pikir kami mempunyai momentum yang sangat bagus. Kami finis ketiga, kami memenangkan satu final, dan berada di final lainnya,” kata pelatih asal Belanda itu menjelang pertandingan melawan Luton.
“Kemudian kami memilih untuk mendatangkan pemain muda untuk masa depan. dan itu ada hubungannya dengan FFP.”
'Itulah pilihan yang kami buat. Tapi Anda kemudian tahu bahwa itu akan membutuhkan waktu lebih lama sebelum Anda bisa bersaing untuk posisi teratas di Premier League atau Liga Champions.”
Klaim Ten Hag soal aturan FFP yang membuat pilihan MU terbatas di bursa transfer tidak sepenuhnya benar, karena musim panas lalu ia menghabiskan 188 juta poundsterling untuk membeli tujuh pemain baru dengan usia rata-rata 26 tahun.
Selain itu, hampir semua uang ini difokuskan hanya pada tiga pemain: Rasmus Hojlund (72 juta poundsterling), Mason Mount (55 juta poundsterling) dan Andre Onana (43 juta poundsterling).
Hanya Hojlund yang bisa dibilang muda dan belum berpengalaman, meski begitu biaya transfernya menjadikannya salah satu pemain termahal dalam sejarah klub, dan akhirnya MU memilih untuk mengontraknya daripada striker yang lebih berpengalaman.
Harry Kane adalah target utama mereka, tetapi kapten Inggris itu akhirnya bergabung dengan Bayern Munich hanya dengan harga 30 juta poundsterling lebih.
Ten Hag sendiri yakin bahwa akademi MU dapat terus menghasilkan talenta-talenta hebat yang akan meniadakan kebutuhan untuk mengeluarkan dana besar di masa depan, setelah terkesan dengan pengaruh Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo.
Advertisement