Mrobos Pagar, Bikin Terobosan, Lalu Menerobos Sekat-Sekat Pasar
Fenomena membiarkan buah mangga busuk gemandul di pohonnya membuat Kelompok Wanita Tani Budidaya di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, mencoba membuat terobosan. Fenomena ini harus ditemukan solusinya. Pelopornya adalah Luluk, warga setempat.
_____________
Gagasannya adalah membuat makanan olahan dari mangga podang. Sayangnya, sat itu, upaya membuat terobosan yang dilakukan Luluk dan kelompok wanita tersebut tidak didukung oleh pemahaman serta skill terhadap teknologi produksi yang memadai.
Ibarat pucuk dicinta ulam tiba, Desa Tiron dijadikan praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dari Universitas Bawijaya Malang. Kelompok Wanita Tani Budidaya itu kemudian digandeng Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Bawijaya. Serangkaian penelitian pun kemudian dilakukan Dr. Ir. Susinggih Wijana, M.S., untuk mengupayakan keberhasilan implementasi teknologi produksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah mangga podang dapat diproduksi sesuai dengan SNI serta tingkat kualitas yang seragam. Karakteristik kimia sari buah mangga podang adalah kadar sari sebesar 60 g/100 ml, pH sebesar 3,77, Vit C sebesar 20,99/ 100 ml, serta total gula sebesar 13,46 persen. Menurut Susingggih, berdasarkan uji organoleptik terhadap rasa, aroma, dan warna juga diketahui bahwa mangga podang bisa didiversifikasi menjadi beragam produk.
Cita rasa yang khas membuat mangga podang tidak hanya cocok diolah menjadi sari buah tetapi juga menjadi jelly drink, dodol manga, juga serbuk mangga. Sedang makanan olahan keringnya bisa menjadi keripik mangga dan leather mangga.
Jika kelompok perempuan produktif ini memproduksi mangga olahan dalam skala industri, jelas memerlukan kontinuitas ketersedian buah mangga podang. Salah satu alernatif terbaik dalam menyediakan produk olahan sekaligus bahan baku olahan lanjutan tersebut adalah memproduksi dalam bentuk produk bubuk buah, puree, dan pasta buah. Sebab ketiga produk tersebut mempunyai daya simpan cukup lama. Disamping juga cocok untuk dikonsumsi secara langsung menjadi es juice, es buah, atau digunakan sebagai bahan baku olahan lebih lanjut.
Dari penelitian itulah kemudian ditemukan diseminasi teknologi produksi sari buah mangga podang untuk skala UKM. Setelah mampu berproduksi massal dan memasarkan produk, di setiap kemasan produk selalu dicantumkan logo JICA, Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, IPB, dan Universitas Brawijaya.
Hingga sejauh ini, pemasaran dilakukan lewat pameran-pameran yang banyak difasilitasi Pemkab Kediri. Tujuannya memang untuk promosi, sebatas mengenalkan produk olahan mangga podang ke masyarakat luas, tapi kadang penjualan yang didapat dari ikut pameran cukup lumayan.
Antusiasme masyarakat ternyata cukup tinggi. Mendekati hari raya Idul Fitri sudah pasti kelompok ini akan banjir pesanan. Untuk lebih mendongkrak pemasaran Luluk dan kelompoknya juga getol mencari celah pasar. Misalnya mereka berhasil memajang produk mangga podang ini di Sri Ratu Mall dan Golden Swalayan Kediri.
Sambil melakukan pemasaran Luluk pun tak lupa gencar berkampanye. Walaupun produksi “Mango” nya (nama merk produksi) berada jauh di dalam kampung dengan tenaga juga dari ibu-ibu kampung, namun produksi tidak dilakukan dengan asal-asalan. Semua proses tetap mengikuti standar produksi yang higienis. Ada seragam, mesin pengepakan, pengering, aluminium foil untuk menyimpan cadangan bahan baku bila musim mangga habis, open otomatis, dan lainnya.
Seiring dengan keberhasilan produksi turunan buah mangga itu, kini tak ada lagi buah mangga yang dibiarkan busuk di atas pohon. Harga, meski di saat musim-musimnya mangga turun drastis, minimal tidak ada lagi yang hanya ratusan rupiah per kilogramnya.
Selain itu, kelompok wanita tani itu juga dalam tahap rintisan, sebab itu perlu adanya perencanaan yang lebih besar dari berbagai daerah yang juga menjadi penghasil mangga untuk melakukan adopsi terhadap keberhasilan kelompok wanita tani dari Desa Tiron itu. Mengingat hampir seluruh kabupaten/kota di provinsi ini menghasilkan buah mangga, tampaknya perlu campur tangan banyak tangan untuk ikut memikirkan agar buah mangga itu tidak begitu saja meluber di jalan-jalan hingga mengurangi daya jualnya. (idi)
Advertisement