Moskow...Moskow...! Kucing Kami Demokrat Sejati
Selalu ada lelocon dari Rusia. Lelucon yang terasa tetap aktual, meski penguasa Komunis Uni-Soviet telah tumbang pada 1991.
Kini, situasi Moskow tetap membangkitkan ketawa. Apalagi, terkait invasi Rusia ke Ukraina yang menyita perhatian dunia saat ini.
Pemabuk Berat di Moskow
Dua pemabuk berjalan di jalan raya Moskow, ketika dari arah yang berlawanan datang seorang Yahudi. Pemabuk 1 berkata kepada Pemabuk 2,
"Hei, Vanya, mari kita beri pelajaran pada Yahudi ini, oke!!?"
"Boleh saja. Tetapi, tampangnya seram. Bagaimana kalau malah dia yang memberi kita pelajaran?"
"Vanya!!!" Pemabuk 1 itu terkejut, "Dengan alasan apa ia menyakiti kita!!?"
Kucing Kami Demokrat Sejati
Kisah ini terjadi pada tahun 1960, ketika Partai Komunis berkuasa di Rusia.
Di sebuah sekolah dasar di Moskow, Boris yang berusia enam tahun diminta gurunya memberikan contoh sebuah anak kalimat yang menerangkan sifat.
"Kucing kami baru saja beranak lima ekor," kata Boris, "Yang semuanya komunis sejati."
Bukan main senangnya hati pak guru melihat penguasaan Boris akan tata bahasa sekaligus slogan partai. Kalau nanti pengawas pendidikan dating ke sekolah itu, maka gurunya meminta Boris yang menjawab.
Minggu berikutnya, ketika pengawas pendidikan mengunjungi kelasnya, pak guru memberi isyarat pada Boris, agar bocah itulah yang menjawab pertanyaan yang akan dilontarkannya di depan pengawas. Pak guru pun mulai mengajukan pertanyaan.
"Kucing kami baru saja beranak lima ekor," jawab Boris, "Mereka semuanya demokrat sejati..!"
Pak guru kaget dan tergagap. "Ta..tapi Boris, minggu lalu jawabanmu bu.. bukan itu."
Berhenti Main Piano
Sekali, jago piano kaliber dunia, Leeste, pergi ke Kremlin Moskow untuk mengadakan pertunjukan piano.
Pertunjukan telah dimulai, namun Kaisar Rusia, Tsar, masih sedang asyik ngobrol.
Maka itu, ia segera berhenti bermain piano. Tsar menanyanya mengapa berhenti main piano.
Sambil setengah bangkit dari tempat duduknya, ia dengan rendah hati dan bangga berkata: "Baginda sedang berbicara, hamba sudah seharusnya bungkam."
Advertisement