Momen Mualaf Sunda Kelapa Asal Filipina Mencium Hajar Aswad
Direktur Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat, Consulta Gian Carlo Bianzon, tak dapat menyembunyikan rasa syukur dan gembira bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci Makkah untuk ibadah umrah bersama istrinya Devi Herlina. Lebih dari itu ia bisa mencium Hajar Aswad.
Kegembiraan dan syukur pria kelahiran Filipina yang biasa dipanggil Ian itu diungkapkan dalam tangis saat tawaf di Baitullah bersama Istri dan puluhan ribu umat Muslim dari berbagai negara. "Saya tawaf sambil menangis, tak terbayangkan bisa sampai di Baitullah bersama istri saya," kata Ian.
Ibadah umrah yang dilaksanakan pada awal Februari 2023, merupakan perjalanan yang terindah dalam sejarah hidupnya. Yaitu bisa melihat bukti dan tanda tanda kebesaran Allah, yang nyata. Semuanya itu memotivasi Ian untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik, seorang muslim yang 'kaffah'.
Sekarang ia melihat masalah duniawi yang dibangga banggakan, ternyata tidak ada apa apanya.
Kata Ian, itu merupakan salah satu hikmah yang diperoleh dalam ibadah umrah. "Saya jadi rindu Baitullah ingin bisa segera kembali dan bersujud di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsa dan masjid lain yang erat kaitannya dengan sejarah kenabian," tutur Ian kepada Ngopibareng.id di Masjid Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat, Jumat 24 Februari 2023.
Ia tetap memakai nama yang diberikan oleh orang tuanya sejak lahir, meskipun menjadi seorang muslim.
Ian memahami, setiap muslim memiliki cita cita atau keinginan untuk beribadah haji, setidaknya beribadah umrah. Tetapi untuk melaksanakan ibadah tidaklah semudah nembalik telapak tangan. Sebalknya bila Allah yang bekehendak, tidak ada yang tak mungkin.
Direktur Muallaf Center Masjid Agung Consulta Gian Carlo Bianzon, adalah salah satunya.
Pria berusia 36, tahun ini mengaku umrah yang dia lakukan merupakan hadiah dari seorang klien tempat dia bekerja. Dia pun pergi ke Tanah Suci berdua dengan sang istri pada tanggal 1 Februari 2023. “Lima hari di Makkah, dua hari di Madinah yang selebihnya itu perjalanan,” tuturnya.
Di hari pertama Ian tak kuasa meneteskan air mata saat melihat ka’bah untuk kali pertama. Menurut dia, melihat ka’bah merupakan pemandangan terindah dalam hidupnya.
Banyak keajaiban yang dia rasakan saat melaksanakan ibadah umrah. Bahkan saat pertama kali sampai ke hotel tempat dia menginap, disambut oleh kumandang adzan.
“Pertama yang kita lakukan di sana salat Subuh, padahal kita dari bandara di Jedah itu kita sudah berpikir apakah kita dapat salat Subuh. Kayaknya tidak karena perjalanannya jauh, ternyata pas kita datang ke sana (hotel) pas banget,” ujar Ian.
“Jadi kita masuk ke hotel di itu langsung di sambut suara adzan,” ujarnya.
Kejadian unik lainnya yang dirasakan Ian, kamar hotel tidak mendapatkan view menghadap ka’bah melainkan ke kota.
Padahal dirinya sangat berharap untuk dapat melihat ka’bah dari jendela kamar hotel tempat dia menginap.
Allah ternyata mendengar keinginannya dimana karyawan hotel tiba-tiba memberi tahu Ian untuk pindah kamar hotel.
Tak disangka, kamar yang dia tempati ternyata mendapatkan view ka’bah dari jendala kamar. Hati Ian pun terenyuh sebab yang diinginkannya dikabulkan Allah SWT.
“Ternyata kami dikasih upgrade ruangan katanya kita booking hanya satu malam dan kita ada booking lagi tapi ruangan itu hadap kota juga bukan ka’bah. Pas kita masuk ruangan itu masya Allah itu menghadap ka’bah,” ucap Ian .
Keajaiban yang dialami saat ian ingin mencium Hajar Aswad sebelum meninggalkan Tanah Suci, kembali ke Indonesia.
Kata Ian untuk mencium hajar yang menempel Ka'bah, ternyata cukup berat, harus berebut dan berdesakan dengan ribuan orang.
Uniknya, ketika beberapa kali gagal, tiba-tiba ada yang memanggi dan memberinya jalan, sehingga bisa mencium Hajar Aswad dengan mudah.
“Ada yang manggil, abang-abang, dan aku tidak kenal sama sekali. Dia tiba-tiba nanya aku, kamu sudah cium Hajar Aswad belum, kata saya belum mas, terus dia bilang ayo ke sini,” jelas dia.
Kedua orang tersebut menuntun Ian hingga berhasil mencium Hajar Aswad. Mereka menuntun dia dengan cara pengawalan satu orang di depan dan satu orang lainnya di belakang, Ian pun berada di tengah kawalan dua orang Indonesia yang tak dikenal itu.
“Yang di depan membuka jalan, saya hanya mengikut, aku ikutin saja. Pas sudah di depan askar (penjaga ka’bah) itu sudah dekat banget. Kita tunggu tidak sampai dua menit terus maju, orang itu langsung dimasukin muka saya untuk mencium Hajar Aswad, Alhamdulillah, Allahu Akbar," ucapnya.
Setelah berhasil mencium Hajar Aswad, menangis haru, air matanya tak terbendung, membasahi baju ihromnya.
"Saya bersama istri bersujud syukur, karena telah memenuhi panggilan Allah untuk ibadah Umrah. Labaik Allahumma Labaik," kata Ian.
]Saat di Baitullah Ian juga berdoa untuk teman temannya para mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng agar mereka bisa menyusulnya untuk beribadah di Tanah Suci.