Momen 1 Abad NU, Prof Nuh Ajak Berlomba Dalam Berprestasi
Menjelang Harla 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), Wartawan Pendidikan NU bersama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengelar diskusi ilmiah 'Menyambut 1 Abad NU: Arah Pendidikan NU di Era Digital' pada Sabtu, 5 Februari 2023.
Dalam diskusi tersebut, Prof Muhammad Nuh, DEA saat menjadi keynote speaker mengatakan, hari lahir (Harla) 1 Abad NU dimaknai sebagai reuni akbar antara para muaziz, para pendiri, para pejuang, dan para pendahulu.
"Sehingga sebagai anak cucu yang lama tidak bertemu 'orang tua' tentu perlu menyambutnya dengan luar biasa," terang Rois Syuriah PBNU tersebut.
Oleh karena itu, untuk menutup 100 tahun NU yang pertama. Prof Nuh mengajak semua warga Nahdliyin untuk berlomba raih prestasi. "Memberikan prestasi tadi itu maknanya apa yang bisa kita berikan (manfaat) bagi masyarakat," imbuhnya.
Menurut Prof Nuh, manfaat besar akan terwujud apabila mengetahui kebutuhan masyarakat.
"Kalau kita tidak tahu yang dibutuhkan masyarakat, bagaimana cara kita bisa bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu kita harus belajar dengan baik apa yang dibutuhkan masyarakat," tegasnya.
Prof Nuh mengungkapkan setidaknya ada 3 kebutuhan masyarakat saat ini. Yakni, kebutuhan tentang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Jika semua hal tersebut bisa diwujudkan NU maka akan memberikan manfaat besar kepada masyarakat.
"Orang itu kalau selalu memberikan manfaat maka itu Insya Allah umurnya termasuk umur sosialnya akan panjang," tandasnya.
Sekretaris LP Ma'arif Jawa Timur Sunan Fanani. yang hadir sebagai pembicara, mengungkapkan NU saat ini telah menyiapkan sumber daya yang profesional dalam menciptakan anak didik yang berkualitas.
Pasalnya, di tengah persaingan global mau tidak mau NU harus hadir di dalam menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik. "Maka dari itu yang dilakukan NU dijadikan sebagai alat utama untuk perubahan budaya di masyarakat," tukasnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan LP Ma'arif NU untuk menghadapi era digital salah satunya adalah melakukan analisa akan kebutuhan dan kondisi.
"Maka dari itu lembaga pendidikan di lingkungan NU tidak semuanya sama, mereka berbeda kualitasnya," papar Sunan.
Diskusi tersebut juga menghadirkan Prinsipal Manager Inovasi Jawa Timur, M Ardi Budi, yang menyoroti tingkatan kualitas pembelajaran di ruang madrasah. Dengan adanya tingkatan pembelajaran apapun bentuknya, digital maupun non digital, akan mempengaruhi perilaku anak hingga perilaku guru.
Hal ini tentu saja akam berdampak pada perangkat lain dalam madrasah tersebut.
Misalnya, kelas yang nyaman akan turut pula berdampak pada aktivitas belajar anak di kelas.
Menurut Adri, di masa pandemi ada banyak guru yang telah membuat tutorial khusus untuk perangkat pembelajaran. "Di masa pandemi guru lebih kreatif dan inovatif menyiapkan media ajar," tandasnya.
Untuk diketahui, diskusi tersebut dihadiri kalangan guru, mahasiswa, dan dosen.
Advertisement