Mogok Massal Dunia untuk Gencatan Senjata, Lebanon Mogok Nasional
Gerakan mogok massal dunia atau global strike, diserukan berlangsung pada Senin, 11 Desember 2023. Lebanon turut menggelar mogok nasional, sebagai desakan agar terjadi gencatan senjata segera di Gaza.
Mogok Massal Dunia
Gerakan mogok massal dunia diinisiasi oleh aktivis Palestina dan organisasi akar rumput, untuk menuntut gencatan senjata segera, agar serangan brutal Israel di Gaza segera berhenti.
Diterjemahkan dari Al Jazeera, seruan ini digaungkan oleh Kekuatan Islam Nasional, koalisi berbagai faksi di Palestina, dan para suporter di seluruh dunia.
Mogok massal disebut melingkupi seluruh aspek kehidupan. Bentuknya seperti mogok kerja, tidak keluar rumah, tidak belanja, tidak sekolah, juga tidak melakukan transaksi jual beli.
"Kami berharap seluruh dunia ikut mogok. Gerakan ini berdiri menantang genosida terbuka di Gaza, pembasmian etnis dan pendudukan penjajah di Tepi Barat," kata pernyataan itu.
Mogok Nasional di Lebanon
Seruan itu direspons oleh pemerintah Lebanon. Mereka mengumumkan penutupan sementara kantor dan lembaga pemerintah di seluruh negeri. Tindakan itu muncul sebagai bentuk solidaritas pada Gaza dan beberapa desa di Lebanon selatan yang diserang Israel.
Dalam pernyataan resmi pada Minggu, Sekjen Dewan Menteri Lebanon Mahmoud Mekkiya mengumumkan bahwa Perdana Menteri Najib Mikati membuat keputusan itu untuk merespons seruan aksi mogok global "sebagai solidaritas bagi Gaza dan rakyat Palestina, termasuk sesama warga kami di Gaza dan di desa-desa perbatasan Lebanon, dikutip dari Antara.
Seperti diberitakan sebelumnya, resolusi gencatan senjata yang telah disetujui 13 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, gagal lantaran Amerika Serikat mengeluarkan veto untuk menolak resolusi.
Dampaknya, serangan Israel di Gaza terus berlangsung dengan korban warga sipil yang tewas mencapai 17.600 jiwa. Sekitar 500 ribu warga Gaza pun kini terancam tewas karena kelaparan dan kehausan.