Moeldoko Akui Lakukan Pertemuan dengan Kader Demokrat, Tapi...
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono hari Senin lalu mengirim surat kepada Presiden Jokowi. Isinya AHY berharap klarifikasi dari Presiden karena adanya informasi bahwa pejabat di lingkaran istana melakukan pertemuan dengan bebeberapa mantan kader Demokrat untuk melakukan kudeta.
Hingga hari ini belum ada jawaban dari Presiden Jokowi terhadap surat Ketua Umum Partai Demokrat itu. Yang aktif menjawab justru Kepala Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Hari Senin petang Moeldoko sudah menggelar konpers, hari ini kembali Moeldoko mengadakan konferensi pers.
Moeldoko, kembali angkat bicara tentang isi surat AHY yang ditujukan kepada Presiden itu. Pada konferensi pers di kediamannya Rabu 3 Februari 2021 sore, Moeldoko kembali membantah tudingan bahwa dia mengumpukan orang-orang bekas kader Partai Demokrat untuk melakukan kudeta.
Dalam keterangannya, yang kali ini banyak tersenyum, beda dengan konspers sebelumnya yang nampak tegang dan marah, Moeldoko malah balik menuding AHY sedang bersandiwara."Kegaduhan dalam PD itu urusan internal PD sendiri, jangan ditimpakan pada orang lain. Saya tidak punya urusan dengan Partai Demokrat, jangan bawa-bawa nama saya," kata Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini membantah dirinya ingin menjadikan PD sebagai kendaraan politik untuk Capres 2024. "Terus dibilangin mau jadi presiden, ya enggak-enggak aja. Kerjaan gue setumpuk begini. ngapain ngurusin yang enggak-enggak aja," kata Moeldoko. Menurutnya, isu bahwa dia hendak melakukan kudeta Partai Demokrat bagaikan lelucon.
"Menurut saya sih, ini kayak dagelan, lucu-lucuan. 'Moeldoko mau kudeta' lah, kudeta... apaan yang dikudeta?" ujarnya.
Moeldoko membuat pengandaian, diibaratkan dia punya pasukan bersenjata. Menurutnya, tak mungkin dia menodong kader-kader Demokrat untuk mendukungnya.
"Emangnya gue bisa itu gue todong senjata Ketua DPC, eh dateng sini'. Semua kan ada aturan AD/ART dalam partai politik. Jangan lucu-lucuan begitu lah," kata Moeldoko.
Tentang pertemuannya dengan beberapa kader Demokrat, Moeldoko mengakuinya memang ada. Pertemuan itu terjadi beberapa kali di rumahnya dan di hotel. Tapi pertemuan tersebut ngobrol biasa, tidak bicara soal capres-capresan," tambahnya. "Tapi saya ngopi-ngopi saja. Biasa itu. Di Partai Demokrat ada Pak SBY dan mas AHY, biasa saja, kenapa takut seperti itu," katanya.
Moeldoko mengingatkan AHY agar berpikir profesional kapital, jangan bepikir emodional kapital. "Sebagai Panglima TNI saya punya pasukan dan senjata. Kalau saya menggunakan emosional kapital, kalau saya ada masalah kan bisa saya tembaki semua. Itu pentingnya seorang pemimpin, kata Moeldoko. (asm)
Advertisement