Moderasi Beragama, Kemenag Jelaskan ke Ormas Pemuda di Mabes TNI
Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat menggelar Pembinaan Komunikasi Sosial Cegah Tangkal Radikalisme/Separatisme pada 17 Maret 2022. Kegiatan ini mengangkat tema “Penguatan Karakter Komponen Bangsa Dalam Menangkal Radikalisme dan Sparatisme”.
Pembinaan diikuti peserta dari pelbagai organisasi sosial dan kepemudaan. Hadir, perwakilan dari GMKI, Padasuka, LPOI, PMKRI, RHPI, HMI, PMII, Malidi, Komenwa, para Danramil dan Babinsa. Hadir juga, sejumlah tokoh agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha serta para Danramil dan Babinsa.
Hadir sebagai narasumber, Sekretaris Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama Imam Safe’i memaparkan tema Moderasi Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa. Imam menjelaskan keragamaan dan kebhinekaan Indonesia, bagaimana merawat keragaman, serta menjaga empat pilar berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Eka, NKRI dan UUD 45.
Imam juga bicara tentang pentingnya mencegah sikap intoleransi dan ekstremisme dan penguatan Moderasi Beragama. "Merawat keragaman itu penting, kita besar dan hebat karena keberagaman. Kita juga harus betul-betul menghidari sikap yang intoleran dan ekstremisme terutama yang membenturkan agama dan negara," ujar Imam.
Taat Beragama
"Kita sebagai umat beragama harus taat beragama dan sebagai warga bangsa harus taat kepada negara dan Pancasila memberikan landasan keduanya," sambungnya.
Hadir sebagai narsum lainnya, Romo Benny menjelaskan dan menuturkan secara rinci mulai dari pengertian radikalisme dan sparatisme serta catatan-catatan sejarah radikalisme dan sparatisme yang merupakan perjalanan buram bangsa Indonesia yang harus dihindari dan tidak boleh terulang kembali.
Menurutnya, ada tiga hal penting yang harus dipahami oleh seluruh elemen bangsa bahwa. Petama, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara Indonesia yang mengayomi semua warga bangsa dengan suku dan pilihan agama yang berbeda-beda. Kedua, Pancasila memuat unsur ketuhanan. Sejak kelahirannya, Pancasila tidak pernah bertentangan dengan agama tetapi justru keduanya saling melengkapi.
"Dan ketiga, Pancasila sebagai dasar negara yang final juga telah diterima baik oleh dua organisasi besar keagamaan di Indonesia, NU dan Muhammadiyah serta organisasi keagamaan lainnya," jelas Romo Benny.
Prof. Dr. Irfan Idris, MA dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI memaparkan pelbagai persoalan terkait dengan intoleransi, radikalisme, sparatisme, dan terorisme mulai dari pengertian, sifat-sifat dan cirinya, fakta empiris, hingga bagaimana penanggulangan dan cara pembinaan. Irfan tidak hanya menjelaskan kasus yang terjadi di tanah air tetapi juga digambarkan peristiwa-peristiwa yang sama di pelbagai belahan negara.
Sebelumnya, Asisten Teritorial KASAD Mayor Jenderal TNI Achmad Marzuki menyampaikan bahwa giat ini bertujuan menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh komponen bangsa. Hal itu penting demi terciptanya saling pengertian tentang peran, fungsi dan tugas masing-masing.
Melalui kegiatan ini, diharapkan ada kesepahaman tentang pentingnya Moderasi Beragama dalam rangka memperkokoh toleransi antar umat beragama, terbentuknya komponen bangsa yang memiliki karakter yang unggul dan jiwa kebhinekaan. Semua itu akan mendukung ketahanan wilayah yang kuat dalam rangka tetap tegak dan utuhnya NKRI serta terwujudnya kerjasama antar TNI AD dengan segenap komponen bangsa dalam rangka menangkal Radikalisme/Sparatisme guna memperkokoh persatuan dan bangsa.
Advertisement