Modal Minim, Ibu di Malang Raup Omzet Rp30 Juta dari Jual Sambal
Sejumlah sambal berjejer rapi di halaman rumah produksi Dapur Tio di Perumahan Mulyorejo Residence Nomor F2, Bandulan, Kota Malang. Ada banyak pilihan sambal seperti sambal paru, babat, cumi, ebi hingga klotok.
Sambal-sambal tersebut dikemas dalam kantong pouch, botol hingga kotak kardus. Pemiliknya adalah Rorohening, seorang ibu yang berprofesi sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan agar-agar.
“Saya memulai usaha ini dengan modal awal Rp2 jutaan saja,” ujarnya pada Minggu, 16 Juli 2023.
Usaha sambal Dapur Tio mulai ia rintis pada Mei 2019 dengan model bisnis jualan nasi lalapan sambal paru. Rorohening awalnya hanya menjual kepada teman-teman sekitar.
“Awalnya karena saya ini hobi masak aja. Terus saja jual ke temen-temen. Tapi banyak yang suka. Ada yang order,” katanya.
Pada 2020, pandemi Covid-19 mulai masuk ke Kota Malang. Momen ini menjadi titik balik bagi Rorohening untuk fokus mengurusi usaha sambal Dapur Tio. Ia mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan dinas terkait untuk bisa mengembangkan usahanya.
“Waktu pandemi itu setiap UKM binaan itu mendapatkan seminar terkait penjualan secara online. Kami difasilitasi bertemu dengan berbagai platform online seperti Majoo, Grabfood, Gofood hingga Shopefood,” ujarnya.
Penjualan produk melalui platform online ini, kata Rorohening, sangat berdampak signifikan terhadap peningkatan pembelian produknya. Peningkatan bahkan mencapai 50 persen.
“Jadi sebelumnya saya hanya jualan lewat Facebook dan status di Whatsapp. Tapi sejak jualan lewat e-commerce ada peningkatan. Semula hanya 150 botol sambal, sekarang sudah 300 botol sambal per bulannya,” katanya.
Tiap sambal yang dijual memiliki harga yang bervariasi. Harga paling murah yakni sambal dengan kemasan kantong pouch Rp13 ribu, botol mulai Rp23 hingga Rp28 ribu dan kotak kardus seharga Rp65 ribu.
“Kalau dulu saya modal awal Rp2 Juta. Sekarang omzet bisa mencapai Rp30 jutaan per bulan,” ujarnya.
Tidak melalui e-commerce, kini produk Sambal Dapur Tio juga dijual di berbagai toko oleh-oleh hingga hotel seperti Pia Cap Mangkok, Toko Rubellan hingga Hotel Shallimar.
“Bahkan toko-toko reseller Sambal Dapur Tio juga ada di Makassar, Jakarta hingga Bali,” katanya.
Rorohening menambahkan bahwa dirinya memiliki impian agar suatu saat Sambal Dapur Tio bisa merambah pasar luar negeri. Namun, ia harus melakukan riset terlebih dahulu agar produknya bisa lolos ekspor.
“Saya ada cita-cita untuk ekspor, tapi saya harus riset terlebih dahulu supaya produk saya ini awet,” ujarnya.
Advertisement