Misteri Suara Dentuman di Langit, Ini Penjelasan LAPAN dan BMKG
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkap penyebab munculnya suara dentuman dari langit di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Didi Satiadi, Kepala PSTA-LAPAN sekaligus bagian dari Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) LAPAN menjelaskan, fenomena itu terjadi karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer, atau bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer.
Didi Satiadi melanjutkan, inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. "Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat. Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, dimana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik)," jelasnya dalam keterangan resmi kepada awak media.
Menurut Didi Satiadi, proses terjadinya lapisan inversi karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat. Lapisan inversi ini biasa terjadi pada malam dan dini hari.
"Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front). Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer," terangnya.
Lapisan Intervensi di Atmosfer
Didi Satiadi mengatakan, fenomena inversi ini bisa terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, dalam kasus tertentu fenomena ini bisa terjadi pada ketinggian 17 km (tropopause). "Dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional," sambung dia.
Terkait dampak lapisan inversi, ujar Didi Satiadi, salah satunya ialah badai petir (thunder storm) hal itu dikarenakan lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas. "Sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat," tuturnya.
Lapisan inversi, lanjut Didi Satiadi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. “Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokkan sampai ke tempat yang lebih jauh," ujarnya.
Senada, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan pers tertulisnya juga menyinggung intervensi di atmosfer memungkinkan mengeluarkan suara dentuman.
"Suara dentuman yang beberapa kali terjadi di berbagai daerah, yang selama ini menjadi misteri, biang penyebabnya adalah keberadaan lapisan inversi di atmosfer kita. Dalam ilmu meteorologi kita mengenal istilah inversi suhu yaitu tertindihnya lapisan udara dingin oleh lapisan udara yang lebih hangat di atmosfer," jelasnya.
Daryono menerangkan lapisan udara ini terbentuk karena adanya perpaduan lapisan hangat dan dingin yang menyebar pada atmosfer. Lapisan hangat itu bersumber dari berbagai aktivitas mulai dari penyinaran matahari yang diterima hingga aktivitas yang terjadi di perindustrian.
"Lapisan udara ini terbentuk jika ada udara hangat naik ke atas lapisan udara yang lebih dingin, kemudian menyebar dan meluas di atmosfer," sambung dia.
Daryono mengatakan beberapa orang dapat mendengar suara aneh saat terbentuknya lapisan inversi di atmosfer itu. Bahkan, kata Daryono, suara kendaraan atau petir pun bisa terpantul dari lapisan inversi.
"Hal ini terjadi karena lapisan inversi berperan sebagai pemantul kurang sempurna bagi gelombang akustik, gelombang radio, dan bahkan cahaya," lanjutnya.