Misteri Setan Pembawa Pedang, Pengganggu Pendaki Gunung Ijen
Hampir semua gunung di Indonesia menyimpan misteri menyeramkan yang bikin bulu kuduk berdiri. Karena, setiap gunung yang menjadi objek wisata alam maupun tujuan pendakian bagi pecinta alam, konon tidak lepas dari sosok mistis atau makhluk halus penunggu yang lekat dengan masyarakat setempat.
Tak terkecuali Gunung Ijen yang memiliki pemandangan menakjubkan Kawah Ijen dan keindahan fenomena alam pancaran Api Biru atau Blue Fire Ijen di malam hari. Gunung di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, ini menurut masyarakat setempat dan cerita yang dialami para pendaki gunung konon dihuni sosok makhluk gaib penunggu Gunung Ijen.
Sosok penunggu Gunung Ijen tersebut sering mengganggu wisatawan dan pendaki dalam perjalanan melewati hutan menuju puncak untuk melihat keindahan Kawah Ijen. Juga menakuti dengan menampakkan dirinya dan menyesatkan wisatawan maupun pendaki Gunung Ijen hingga linglung, lupa jalan pulang, dan hilang.
Masyarakat sekitar Gunung Ijen dan para pendaki menyebut sosok makhluk gaib penunggu Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Gunung Ijen dengan nama 'Setan Penyesat Pembawa Pedang'. Dari cerita turun temurun masyarakat setempat, sosok Setan Penyesat Pembawa Pedang adalah tentara VOC Belanda yang berperang melawan pejuang Indonesia di kawasan Gunung Ijen, mati terpenggal kepalanya oleh sabetan pedang.
Arwah tentara VOC Belanda, itu menjadi arwah pendendam yang hingga kini gentayangan di kawasan hutan Gunung Ijen. Arwah gentayangan tentara VOC, ini dipercaya sosok penunggu kawasan hutan Gunung Ijen yang menakuti dan menyesatkan wisatawan maupun pendaki hingga hilang.
Seperti dialami Gafila Dabi Ardriani, 19 tahun, pemuda asal Dusun Blawan, Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol Bondowoso yang hilang di TWA Kawah Gunung Ijen, Sabtu 7 Mei 2022 malam. Dabi bersama 13 temannya naik ke puncak Kawah Gunung Ijen.
Sampai puncak, mendadak ke-14 pemuda itu berpencar setelah melakukan foto. Karena tidak tahan cuaca dingin, mereka memutuskan turun dari puncak.
Dabi turun dari puncak dengan temannya Febri dan Ulum. Tapi, mendadak Dabi berpamitan kepada kedua temannya untuk buang air besar karena sakit perut dengan kembali naik ke puncak.
Ditunggu sekitar 1 jam di pondok bunder kawasan hutan Gunung Ijen, Dabi tidak kembali dari puncak. Febri dan Ulum pun mencari Dabi ke jalur menuju puncak, tapi tidak ditemukan.
Keduanya menelepon HP Dabi. Kejanggalan muncul, karena Dabi menjawab sudah pulang ke rumah dengan cara terbang. "Saya dan teman-teman bingung, tapi tetap cepat pulang. Kami ke rumah Dabi bertemu ibunya, ternyata Dabi tidak ada di rumah," kata Febri.
Tim SAR gabungan dan warga Sempol langsung melakukan pencarian Dabi yang hilang di Gunung Ijen itu. Setelah Sabtu 7 Mei 2022 belum ditemukan, tim SAR gabungan berhasil menemukan Gabi di lereng Kawah Gunung Ijen sedalam sekitar 15 meter, Minggu 8 Mei 2022.
Gabi ditemukan selamat. Namun, kondisinya shock dan agak linglung. Saat ditemukan menangis menjerit, tidak mengenakan pakaian, bercelana panjang, dan kedua kaki telanjang. "Sejak hilang di Gunung Ijen, saya tahunya tidur di rumah saudara. Saya seperti ada yang mengajak saat pisah dari teman-teman," kata Gabi saat sadar kepada wartawan.
Sujono, 61 tahun, warga Sempol Bondowoso mengatakan, peristiwa dialami Gabi tidak berbeda yang menimpa, Arif Prabowo, pendaki asal Probolinggo yang pamitan buang air kecil dan hilang dari rombongan pada 2016. Arif ditemukan selamat dengan kondisi tidak sadar, linglung, dan hanya mengenakan celana pendek.
Ketika sadar, Arif mengaku diganggu sosok makhluk gaib membawa pedang yang menakuti dan membuat dirinya tersesat. "Semua cerita itu terserah orang percaya atau tidak. Kami hanya berpesan siapa pun pengunjung Kawah Gunung Ijen harus menjaga tata krama, bersikap baik, dan selalu konsentrasi," katanya.