Misteri Pertengahan Ramadhan Hari Jumat, 8 Mei 2020
Telah beredar sebuah hadits yang menyebutkan terjadinya hal-hal yang menakutkan pada pertengahan Ramadhan ini.
“Umat Islam yang dalam keadaan susah menghadapi musibah pandemic Corona masih ditakut-takuti lagi dengan tanda-tanda kiamat,” tutur Ustadz Ma’ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya.
Untuk memperjelas hal itu, berikut uraian Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur ini:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮ ﻋُﻤَﺮَ، ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ ﻟَﻬِﻴﻌَﺔَ، ﻗَﺎﻝَ: ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻋَﺒْﺪُ اﻟْﻮَﻫَّﺎﺏِ ﺑْﻦُ ﺣُﺴَﻴْﻦٍ، ﻋَﻦْ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺛَﺎﺑِﺖٍ اﻟْﺒُﻨَﺎﻧِﻲِّ، ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ، ﻋَﻦِ اﻟْﺤَﺎﺭِﺙِ اﻟْﻬَﻤْﺪَاﻧِﻲِّ، ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ، ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ:
Abu Umar bercerita kepada kami dari Ibnu lahi'ah, Abdul Wahhab bercerita kepada saya, dari Muhammad bin Tsabit dari ayahnya, dari Harits Al-Hamdani dari Ibnu Mas'ud dari Nabi shalallahu alaihi wasallam.
«ﺇِﺫَا ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺻَﻴْﺤَﺔٌ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻣَﻌْﻤَﻌَﺔٌ ﻓِﻲ ﺷَﻮَّاﻝٍ، ﻭَﺗَﻤْﻴِﻴﺰُ اﻟْﻘَﺒَﺎﺋِﻞِ ﻓِﻲ ﺫِﻱِ اﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ، ﻭَﺗُﺴْﻔَﻚُ اﻟﺪِّﻣَﺎءُ ﻓِﻲ ﺫِﻱِ اﻟْﺤِﺠَّﺔِ ﻭَاﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡِ، ﻭَﻣَﺎ اﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡُ» ، ﻳَﻘُﻮﻟُﻬَﺎ ﺛَﻼَﺛًﺎ، «ﻫَﻴْﻬَﺎﺕَ ﻫَﻴْﻬَﺎﺕَ، ﻳُﻘْﺘَﻞُ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻫَﺮْﺟًﺎ ﻫَﺮْﺟًﺎ» ﻗَﺎﻝَ:
"Jika terjadi teriakan pada bulan Ramadhan maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawal, perpecahan bangsa di bulan Dzulqa'dah, pembunuhan di bulan Dzulhijjah dan Muharram. Nabi mengulang 3x. " Jauh sekali. Jauh sekali. Manusia akan dibunuh di bulan itu secara berbondong-bondong"
ﻗُﻠْﻨَﺎ: ﻭَﻣَﺎ اﻟﺼَّﻴْﺤَﺔُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ: " ﻫَﺪَّﺓٌ ﻓِﻲ اﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺟُﻤُﻌَﺔٍ، ﻓَﺘَﻜُﻮﻥُ ﻫَﺪَّﺓٌ ﺗُﻮﻗِﻆُ اﻟﻨَّﺎﺋِﻢَ، ﻭَﺗُﻘْﻌِﺪُ اﻟْﻘَﺎﺋِﻢَ، ﻭَﺗُﺨْﺮِﺝُ اﻟْﻌَﻮَاﺗِﻖَ ﻣِﻦْ ﺧُﺪُﻭﺭِﻫِﻦَّ، ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺟُﻤُﻌَﺔٍ، ﻓِﻲ ﺳَﻨَﺔٍ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓِ اﻟﺰَّﻻَﺯِﻝِ
Kami bertanya: Apa teriakan itu wahai Rasulullah? Nabi menjawab: "Gemuruh pada separuh Ramadhan pada malam Jumat. Gemuruh ini akan membangunkan orang tidur, mendudukkan orang berdiri, mengeluarkan perempuan-perempuan muda dari peraduannya. Pada malam Jumat. Pada tahun yang banyak terjadi gempa".
ﻓَﺈِﺫَا ﺻَﻠَّﻴْﺘُﻢُ اﻟْﻔَﺠْﺮَ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡِ اﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﺎﺩْﺧُﻠُﻮا ﺑُﻴُﻮﺗَﻜُﻢْ، ﻭَاﻏْﻠِﻘُﻮا ﺃَﺑْﻮَاﺑَﻜُﻢْ، ﻭَﺳُﺪُّﻭا ﻛُﻮَاﻛُﻢْ، ﻭَﺩِﺛِّﺮُﻭا ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ، ﻭَﺳُﺪُّﻭا ﺁﺫَاﻧَﻜُﻢْ، ﻓَﺈِﺫَا ﺣَﺴَﺴْﺘُﻢْ ﺑﺎﻟﺼﻴﺤﺔ ﻓَﺨِﺮُّﻭا ﻟِﻠَّﻪِ ﺳُﺠَّﺪًا، ﻭَﻗُﻮﻟُﻮا: ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ اﻟْﻘُﺪُّﻭﺱِ، ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ اﻟْﻘُﺪُّﻭﺱِ، ﺭَﺑُّﻨَﺎ اﻟْﻘُﺪُّﻭﺱُ، ﻓَﺈِﻥَّ ﻣَﻦْ ﻓَﻌَﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﻧَﺠَﺎ، ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻔْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻫَﻠَﻚَ "
"Jika kalian shalat subuh pada hari Jumat maka masuklah ke rumah kalian, tutup pintu, rapatkan jendela, pakailah selimut, tutup telinga kalian. Jika kalian merasa ada teriakan maka sujudlah kepada Allah dan ucapkan "Subhanal Quddus 2x. Rabbuna al-Quddus". Barang siapa melakukan hal itu akan selamat. Jika tidak maka akan binasa".
Hadits ini terdapat dalam kitab Al-Fitan karya Syekh Nuaim bin Hammad. Berikut penilaian Perawi Hadits menurut para Huffadz di bidang ilmu hadits:
1. Ibnu Lahi'ah
Para ulama menilainya dhaif karena ia memiliki kitab yang terbakar sehingga daya ingatnya berubah.
2. Abdul Wahhab bin Husain
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani berkata:
"ﻋﺒﺪ اﻟﻮﻫﺎﺏ" ﺑﻦ ﺣﺴﻴﻦ ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﻭﻋﻨﻪ اﺑﻦ ﻟﻬﻴﻌﺔ ﺃﺧﺮﺝ ﻟﻪ اﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻷﻫﻮاﻝ ﻣﻦ اﻟﻤﺴﺘﺪﺭﻙ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺧﺮﺟﺘﻪ ﺗﻌﺠﺒﺎ ﻭﻋﺒﺪ اﻟﻮﻫﺎﺏ ﻣﺠﻬﻮﻝ ﻗﺎﻝ اﻟﺬﻫﺒﻲ ﻓﻲ ﺗﻠﺨﻴﺼﻪ ﻗﻠﺖ ﺫا اﻟﺨﺒﺮ ﻣﻮﺿﻮﻉ اﻧﺘﻬﻰ
Abdul Wahhab bin Husain, ia meriwayatkan dari Muhammad bin Tsabit, ia dari Ibnu Lahi'ah. Al-Hakim meriwayatkan 1 hadits dalam Al-Mustadrak bab Al-Ahwal. Ia meriwayatkan karena takjub saja. Abdul Wahhab ini tidak diketahui. Adz-Dzahabi berkata: "Hadis ini palsu" (Lisan Al-Mizan 2/139)
3. Harits Al-A'war
Terkait perawi yang 1 ini langsung dicantumkan oleh Imam Muslim dalam Mukadimah Sahihnya:
ﻋَﻦِ اﻟﺸَّﻌْﺒِﻲِّ، ﻗَﺎﻝَ: ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ اﻟْﺤَﺎﺭِﺙُ اﻷَْﻋْﻮَﺭُ اﻟْﻬَﻤْﺪَاﻧِﻲُّ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻛﺬاﺑﺎ. ﻋَﻦْ ﻣُﻐِﻴﺮَﺓَ، ﻗَﺎﻝَ: ﺳَﻤِﻌْﺖُ اﻟﺸَّﻌْﺒِﻲَّ، ﻳَﻘُﻮﻝُ: ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ اﻟْﺤَﺎﺭِﺙُ اﻷَْﻋْﻮَﺭُ، ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﺸْﻬَﺪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﺣَﺪُ اﻟْﻜَﺎﺫِﺑِﻴﻦَ
"Sya'bi berkata bahwa Harits al-A'war Al-Hamdani ini adalah sangat pembohong"
Al-Hafidz Adz-Dzahabi memberi penilaian tengah-tengah soal perawi ini dalam kitabnya Siyar A'lam An-Nubala' 4/152.
Beliau berkata:
ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﻗَﻮْﻝُ اﻟﺸَّﻌْﺒِﻲِّ اﻟﺤَﺎﺭِﺙُ ﻛَﺬَّاﺏٌ, ﻓَﻤَﺤْﻤُﻮْﻝٌ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻋَﻨَﻰ ﺑِﺎﻟﻜَﺬِﺏِ اﻟﺨَﻄَﺄَ ﻻَ اﻟﺘَّﻌَﻤُّﺪَ
"Maksud perkataan Sya'bi bahwa Haris ini pembohong diarahkan sebagai kesalahan, bukan bohong secara sengaja".
ﻭَﻛَﺬَا ﻗَﺎﻝَ ﻋَﻠِﻲُّ ﺑﻦُ اﻟﻤَﺪِﻳْﻨِﻲِّ، ﻭَﺃَﺑُﻮ ﺧَﻴْﺜَﻤَﺔَ: ﻫُﻮَ ﻛَﺬَّاﺏٌ
"Demikian pula perkataan Ali bin Madini dan Abu Khaitsamah bahwa Harits adalah sangat pendusta".
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑﻦُ ﻣَﻌِﻴْﻦٍ، ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻫُﻮَ ﺛِﻘَﺔٌ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻣَﺮَّﺓً: ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﻪِ ﺑَﺄْﺱٌ. ﻭَﻛَﺬَا ﻗَﺎﻝَ اﻹِﻣَﺎﻡُ اﻟﻨَّﺴَﺎﺋِﻲُّ: ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﻪِ ﺑَﺄْﺱٌ, ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﻳْﻀﺎً: ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺎﻟﻘَﻮِﻱِّ
Yahya bin Ma'in berkata: "Ia terpercaya". Dalam kesempatan lain: "Dia tidak apa-apa". Demikian pula Imam Nasa'i. Pada kesempatan lain Nasa'i berkata: "Harits bukan perawi yang kuat".
ﺛُﻢَّ ﺇِﻥَّ اﻟﻨَّﺴَﺎﺋِﻲَّ ﻭَﺃَﺭْﺑَﺎﺏَ اﻟﺴُّﻨَﻦِ اﺣْﺘَﺠُّﻮا ﺑِﺎﻟﺤَﺎﺭِﺙِ
Kemudian Nasa'i dan para ulama pengarang kitab hadis As-Sunan berhujjah dengan Harits
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮ ﺣَﺎﺗِﻢٍ: ﻻَ ﻳُﺤْﺘَﺞُّ ﺑِﻪِ.
Abu Hatim berkata: "Harits tidak bisa dijadikan Hujjah"
ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻤَّﻦْ ﻋِﻨْﺪِﻱ ﻭﻗﻔﺔ ﻓِﻲ اﻻﺣْﺘِﺠَﺎﺝِ ﺑِﻪِ
"Harits ini menurut saya (Adz-Dzahabi) termasuk orang yang tidak boleh dijadikan Hujjah"
Di samping hadits ini ada yang menilai hadits palsu, juga ada yang menilai dhaif, maka tidak bisa dijadikan Hujjah. Ternyata Syekh Nuaim bin Hammad yang mencantumkan hadis tersebut di dalam kitab Al-Fitan telah membuat judul khusus:
ﻣَﺎ ﻳُﺬْﻛَﺮُ ﻣِﻦْ ﻋَﻼَﻣَﺎﺕٍ ﻣِﻦَ اﻟﺴَّﻤَﺎءِ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻓِﻲ اﻧْﻘِﻄَﺎﻉِ ﻣُﻠْﻚِ ﺑَﻨِﻲ اﻟْﻌَﺒَّﺎﺱِ
"Beberapa riwayat tentang tanda-tanda dari langit soal terputusnya kerajaan Bani Abbas".
Dengan demikian riwayat ini sangat multi tafsir, hampir setiap Ramadhan yang pertengahan Ramadhan jatuh pada Hari Jumat maka hadits ini selalu ditampilkan. Wallahu A'lam.
“Tetap hadapi Ramadhan dengan bahagia dan buka puasa dengan penuh nikmat,” tutur Ustadz Ma’ruf Khozin, berpesan.
Wallahu a’lam.
Advertisement