Misteri Jatuhnya Lion masih Menunggu Pencarian Black Box CVR
Kotak hitam Cokcpit Voice Revording (CVR)pesawat Lion Air PK-LQP, tetap menjadi andalan Komite Nasional Keselamatan Transpotasi (KNKT) untuk membongkar penyebab jatuhnya Lion Air JT 610 di perairan Karawang, 29 Oktober 2018 lalu.
CVR berisi rekaman pembicaraan pilot dengan menara pengawas sebelum pesawat hilang kontak. "Meskipun mengalami kesulitan, berkat kerja keras tim SAR gabungan, kami optimis, CVR bisa segera ditemukan," kata Ketua KNKT Soeryanto Cahyono, usai rapat koordinasi dengan Basarnas, Minggu 4 November 2018.
CVR Lion Air JT610 hingga saat ini masih misterius. Sinyal ping hingga kini tidak terdeteksi karena gangguan suara dalam pencarian di dasar laut perairan Karawang.
Ada kemungkinan black box tersebut tertimbun lumpur yang cukup tebal, atau tertindih potongan badan pesawat.
"Sabtu kemarin banyak kapal jadi banyak noise. Hari ini kita akan atur kembali bagaimana pelacakannya. Karena kalau banyak noise sulit untuk kita mendengarkan suara pingnya," kata Soerjanto.
Sementara itu, black box Flight Data Recirding (FDR) yang ditemukan 1 November 2018 hingga saat ini belum bisa didengarkan maupun dicopy, karena ada komponennya yang rusak, dan harus diperbaiki dulu dengan hati hati. "Bahasa awamnya memori card nya eror, karena terkena air," kata Ketua KNKT.
FDR yang saat ini diamankan di laboratorium KNKT, berisi rekaman data penerbangan seperti kecepatan, arah juga ketinggian pesawat. FDR punya durasi rekaman 25-30 jam. Setelah durasi itu, data akan terhapus dengan sendirinya.
"Flight Data Recorder ini akan dicocokkan dengan Cokcpit Voice Recording untuk menguak misteri pengapa Lion Air JT 610 ini mengalami kecelakaan," kata Soerjanto. (asm)