Miss Papua Nugini 2019 Dipecat karena Joget TikTok
Fenomena joget TikTok sudah tak asing. Semua kalangan berlomba-lomba membuat video joget dengan iringan musik dari remix hingga dangdut. Namun sial, Lucy Maino harus kehilangan gelar Miss Papua Nugini (PNG), setelah dia mengunggah video joget twerking dengan celana pendek sehingga mengekspos bagian bokongnya di aplikasi buatan Tiongkok yang diluncurkan pada bulan September 2016 ini.
Lucy Maino yang menjadi wakil kapten tim football perempuan di negara itu dikritik tajam oleh publik akibat goyangan tersebut. Menurut netizen, video tersebut tidak mencerminkan Lucy Maino sebagai panutan. Video itu sudah dihapus oleh Miss Papua Nugini 2019 tersebut, tetapi komite Miss Pasific Island Pageant PNG yang menaunginya tetap membebastugaskan dirinya.
"Tujuan utama kami adalah memberdayakan perempuan. Kami adalah platform ajang kecantikan yang unik yang mempromosikan warisan budaya, nilai-nilai tradisi, dan berbagi tentang negeri dan masyarakat kami melalui pariwisata," demikian pernyataan komite tersebut.
"MPIP PNG mempromosikan pentingnya kepercayaan diri, harga diri, integritas, dan layanan masyarakat dengan fokus paralel pada pendidikan," demikian sambung pernyataan tersebut.
Lucy Maino pun menanggapi keputusan itu dengan mengumumkan kalimat perpisahan setelah menjabat gelar tersebut sejak Agustus 2019. Ia menyampaikannya lewat akun Instagram @lucymaino_misspng19, pada 9 April 2021. Meski berterima kasih atas pengalaman yang diterimanya, ia mengaku sedih dengan perundungan yang dialaminya.
"Sayangnya, nasib yang saya alami baru-baru ini menjadi pengingat sedih seberapa jauh kita melangkah sebagai sebuah negara. Sementara saya mengalami pelecehan publik secara online, ribuan wanita di seluruh negeri dan dunia menjadi sasaran pelecehan fisik dan psikologis setiap hari," tulisnya.
Lucy Maino menambahkan, banyak korban memilih diam karena khawatir akan pelecehan dan serangan balik yang lebih tajam. Para perempuan itu, dan juga beberapa lelaki, kata dia, sayangnya tidak memiliki kesempatan istimewa seperti dia.
"Saya memutuskan menggunakan platform ini untuk menyuarakan suara para perempuan dan lelaki yang membutuhkan dukungan kita," imbuh dia seraya berjanji akan terus mengadvokasi isu tersebut selepas tak lagi menjadi Miss PNG.
Tak semua orang mendukung pencopotan gelar Maino sebagai Miss Papua Nugini. Salah satunya datang dari Allan Bird, Gubernur East Sepik dan wakil ketua Koalisi Parlemen Melawan Kekerasan Berbasis Gender.
Ia menuliskan di media sosial, "Masyarakat macam apa yang mengutuk penyiksaan dan pembunuhan wanita namun marah saat seorang wanita muda membuat video dansa?."
Perwakilan PBB di Papua Nugini juga mengungkapkan kekecewaan mereka lewat pernyataan di akun Facebook. "Kami melihat kehancuran akibat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di negeri yang indah ini. Beberapa korban perundungan kehilangan nyawanya.. Ini dimulai dengan memberitahu para perempuan untuk diam. Dimulai dengan memberitahu para perempuan bahwa mereka tidak boleh berjoget seperti itu," demikian protesnya.