Misi Perdamaian Jokowi Cemerlang
Misi perdamaian Presiden Joko Widodo di konflik Ukraina dan Rusia sebagai inisiatif cemerlang. Demikian respon Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal.
“Misi perdamaian Presiden @jokowi ke Ukraina & Rusia yang adalah inisiatif Indonesia yang cemerlang & timely untuk coba akhiri Perang Ukraina,” puji Dino dikutip dari akun twitter @dinopattidjalal, Minggu 10 Juli 2022.
"Sebab, diplomasi yang dilakukan Presiden Jokowi itu membawa angin segar untuk mengakhiri konflik, melalui jalur dialog.
"Kunjungan Presiden @jokowi ini dapat berikan dinamika baru bagi proses perdamaian yang sedang tersendat yang dirintis Sekjen PBB dan Presiden Turki, sekaligus buka jalur komunikasi baru. Karenanya, misi perdamaian Indonesia ini adalah awal yang baik dan menimbulkan harapan.
"Dengan upaya Presiden Jokowi ini, perang antara Rusia dan Ukraina segera berakhir. Karena nampaknya situasi di medan perang akan semakin memburuk".
Meski demikian, ia mengusulkan agar Presiden Jokowi meneruskan perjuangannya mendamaikan kedua negara berkonflik. Salah satu caranya dengan bersurat kepada sejumlah pimpinan negara lain, termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Setelah kembali dari Rusia dan Ukraina, Presiden Jokowi perlu berkomunikasi dengan Sekjen PBB, Presiden Turki, Presiden Biden, Presiden Tiongkok Xi Jin Ping, maupun European Council Von Leyen," usulnya.
"Dia juga perlu menulis surat kepada seluruh pimpinan ASEAN untuk memberikan briefing mengenai hasil kunjungan. Ini pasti akan diapresiasi para pemimpin Asia Tenggara,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut menekankan, untuk itu, Presiden Jokowi perlu menunjuk seseorang yang secara khusus merancang strategi perdamaian kedua negara.
“Kalau Indonesia serius sebagai juru damai, maka Presiden Jokowi perlu menunjuk seorang special envoy yang bisa secara khusus dan secara fokus mengurus hal ini,” demikian Dino.
Catatan Redaksi
Pada 30 Juni 2022 Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Kemudian pada tanggal 1 Juli Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Salah satu tujuan kedua pertemuan itu untuk mengajak Ukraina dan Rusia mengakhiri perang, dan lebih memilih jalur dialog.
Saat bertemu Presiden Jokowi, Zelenskyy mengucapkan rasa terima kasihnya atas kunjungan yang dilakukan, dan mengajak kalangan usaha Indonesia untuk berpartisipasi membangun Ukraina pascaperang nanti.
Di tempat terpisah, Putin pun menyambut baik kunjungan Presiden Jokowi. Putin mengatakan, hubungan Rusia-Indonesia bersifat konstruktif dan saling menguntungkan, serta terus berkembang atas dasar tradisi persahabatan dan bantuan timbal balik yang telah berlangsung lama.