Misi Diplomasi Gus Yahya, Ternyata Respon Muhammadiyah tak Terduga Ini
"Alhamdulillah kalau memang itu yang dibicarakan. Saya kira tidak apa-apa, alhamdulillah," kata Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah.
Pertemuan Katib Am PBNU KH Yahya Cholil Staquf dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuai kritik. Pertemuan itu dianggap menodai perjuangan umat Islam untuk kemerdekaan Palestina, negara yang dijajah Israel.
Namun, Gus Yahya pun menyuarakan kepentingan untuk kemerdekaan bagi rakyat Palestina ketika bicara di Truman Institute. Pada kuliah umum Gus Yahya Cholil Staquf itu diadakan di Abba Eban Hall, Truman Institute, Hebrew University, Mount Scopus. Kuliah umum bertemakan 'Islamic without Violence-An Indonesian Perspective on the Israeli- Palestinian Conflict' ini disampaikan pada Rabu (13/6/2018). Selain itu, Gus Yahya pun bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menanggapi hal itu, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad bersyukur KH Yahya Cholil Staquf membahas Palestina saat kembali berbicara dalam sebuah forum di Israel. Menurutnya, hal itu patut didukung untuk perdamaian Israel-Palestina.
"Alhamdulillah kalau memang itu yang dibicarakan. Saya kira tidak apa-apa, alhamdulillah," kata Dadang, dikutip ngopibareng.id, Sabtu (15/6/2018).
"Itu baik dan kita mendukung penyelesaian Palestina, siapa pun yang bisa akses ke Israel," terangnya.
Dadang kemudian berharap, seperti dikutip detik.com, dari pembahasan Yahya mengenai Palestina bisa membuat pemerintahan Israel terbuka soal perdamaian. Dia ingin melihat Israel dan Palestina berdamai.
"Mudah-mudahan orang-orang pemerintah Israel itu cepat memberikan perdamaian terhadap masyarakat Palestina di sana . Itu harapan kita semua, bahwa Palestina itu cepat selesai, cepat berdampingan antara dua negara yang damai," ujarnya.
Sikap NU
Kehadiran Yahya Cholil Staquf di forum yang diprakarsai oleh American Jewish Committee (AJC) di Yerusalem tidak mengubah dukungan Nahdlatul Ulama (NU) bagi perjuangan bangsa Palestina meraih kemerdekaan, kedaulatan dan perdamaian.
Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj. "Sikap NU, dari dulu, sekarang dan seterusnya akan selalu berpihak kepada Palestina," ujar Kiai Said Aqil.
Sementar itu, Nahdlatul Ulama (NU) tetap berpendirian bahwa bangsa Palestina adalah bangsa yang didzalimi dan ditindas oleh Israel dan membela Palestina adalah membela kebenaran. "Sampai kapanpun, NU akan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina," ujar Kiai Said.
PBNU pun menyerukan kepada dunia internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat untuk mendorong kemerdekaan Palestina sekaligus mewujudkan perdamaian di tanah tersebut.
Ia juga menegaskan, kehadiran Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil, di forum Israel tersebut bukanlah mewakili NU, melainkan mewakili diri sendiri.
Di PBNU, Gus Yahya menjabat sebagai Katib Am PBNU. Saat ini Gus Yahya juga menjabat sebagai salah satu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). "Kami, PBNU, menyatakan bahwa kehadiran Kiai Yahya Cholill Staquf atas nama pribadi, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan PBNU," lanjut Said. (adi)