Miris, Cerita Tetangga Anak Surabaya yang Tewas Dianiaya Ibunya
Anak perempuan yang dianiaya hingga meninggal dunia, oleh ibu kandungnya di Jalan Bulak Banteng Kidul, ternyata sudah sering dipukuli. Bahkan, bocah itu kerap diperintah oleh orang tuanya untuk mengemis.
Salah satu tetangga kos pelaku, Samie, 45 tahun, mengatakan, sempat bertemu korban pada Minggu, 20 November 2022, pukul 21.00 WIB. Ia melihat korban membawa sesuatu sambil kehujanan. “Ketika itu hujan, terus saya tanya beli apa? dia bilang beli ini. Terus itu yang dia beli dimasukkan di bajunya," kata Samie, Kamis, 24 November 2022.
Kemudian, bocah yang masih berumur enam tahun itu pun masuk ke dalam kosanya. Namun tak lama berselang, terdengar suara gaduh antara korban dan ibunya yang berinisial U.
"Sekitar jam 22.00 WIB itu, keluar gak pakai sandal, anaknya digendong pakai jarik. Saya tanya, itu anaknya Bu U ya? kok tumben pakai gendongan, kok anaknya enggak bergerak," jelasnya.
Samie sendiri baru mengetahui bahwa ketika itu korban sudah meninggal, setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan di tempat kos pelaku, pada Senin, 21 November 2022, pagi.
Saksi mengungkapkan, setiap harinya korban tinggal ditempat kos bersama sang ibu dan temanya yang juga perempuan. Selama ini, kedua pelaku diduga menjalin hubungan atau lesbian. "Ibunya itu punya pacar, pacarnya itu yang kejam," ucapnya.
Tak hanya sekali, anak malang itu terlihat sangat sering mendapatkan tindak kekerasan dari ibu dan pasanganya yang berinisial P. Penganiayaan itu dilakukan ketika korban salah disuruh. "Itu hampir setiap hari di siksa. Kalau disuruh keliru, matanya itu bengkak, pernah dipukul pakai sapu lidi, sampai sapunya patah," ujar dia.
Sebenarnya, para tetangga merasa kasihan kepada korban yang kerap mendapatkan siksaan dari orang tuanya. Bahkan, pelaku kerap diperingatkan oleh Ketua RT dan pemilik tempat kos. "Tapi dia (pelaku) bilang, jangan mengurusi rumah tangga orang," jelasnya.
Samie mengungkapkan, dalam keseharianya korban sangat jarang bermain dengan teman sebayanya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibunya yang bekerja sebagai pengamen. "Badannya (korban) sampai tidak ada isinya, hanya tinggal kulit dan tulang. Anaknya itu disuruh ngemis sama ibunya,” kata dia.
Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Arief Rizky Wicaksana mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi adanya peristiwa tersebut pada pada Senin, 21 November 2022. “Penganiayaan yang menyebabkan kematian. Kita dapat laporannya Senin subuh,” kata Rizky, ketika dikonfirmasi, Rabu, 23 November 2022.
Ketika itu, kata Arief, pihak RSUD Dr Soewandhie kedatangan seorang anak perempuan yang meninggal. Ketika itu, bocah naas tersebut dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit. “Senin pagi dihubungi dari pihak rumah sakit Soewandhie bahwa ada temuan. (Anak) ini diantar keluarganya, anak perempuan ini sudah meninggal,” jelasnya.
Saat di rumah sakit, pihak keluarga menyebut bahwa sang anak meninggal setelah terjatuh di kamar mandi rumahnya. Akan tetapi, perawat di RSUD Dr Soewandhie melihat ada kejanggalan. “Infonya dari keluarga jatuh dari kamar mandi. Namun dilihat dari ciri-ciri luarnya banyak lebam-lebam,” ucapnya.