Mirip Pemilu, Pembeli Sembako Murah di Probolinggo Celup Jari
Gerakan Pangan Murah (GPM) di depan Kantor Walikota Probolinggo diserbu ribuan warga, Rabu, 6 Maret 2024. Demi ketertiban, warga yang sudah membeli sembako harus mencelupkan jarinya pada cairan tinta.
Siti Maisyaroh, warga Wonoasih mengaku, mendatangi GSM di Jalan Panglima Sudirman: 19, Kota Probolinggo sejak pagi. Setelah diberi kupon, ia antre menunggu nomor antrean dipanggil.
"Setelah beli sembako, gak boleh antre lagi. Bahkan jari saya diminta dicelupkan tinta, koyok coblosan Pemilu," katanya.
Hal senada diungkapkan Musdalifah, warga Kedopok. Ia juga rela antre setelah mendapatkan kupon pembelian sembako.
"Alhamdulillah saya dapat beras satu sak harganya Rp51.000. Kalau di toko, beras seperti ini harganya Rp67.000 ke atas," ujarnya.
Ribuan warga rela mengantre demi mendapatkan sembako yang dijual via GSM. GSM digelar Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo.
Berjubel dan antrean panjang selalu mewarnai pasar murah yang dimulai pukul 08.00 WIB itu. Pemkot terus mengevaluasi dan mengkaji pelaksanaan GSM.
Berdasarkan pengamatan, sembako yang dijual melalui GSM memang lebih murah dibandingkan harga pasar. Seperti beras medium Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dijual Rp51.000 per sak kemasan lima kilogram, gula pasir lokal Rp15.000 per kilogram, minyak goreng Rp 15.000 per liter dan telur ayam ras Rp29.000 per kilogram.
Selain itu, melakui pasar murah, sayuran dan aneka kebutuhan pangan lain dipatok mulai Rp1.000.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Wawan Soegyantono GSN mengatakan, kegiatab tersebut merupakan kolaborasi berbagai pihak. Yakni, Badan Ketahanan Pangan Nasional, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, DKPPP, Perum Bulog dan beberapa pelaku usaha lokal.
"Hal ini sebagai upaya mempermudah masyarakat memperoleh bahan pangan pokok dengan harga terjangkau serta menekan laju inflasi daerah," katanya.
Tak hanya itu, GSM juga dimaksudkan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan dan meningkatkan keterjangkauan serta daya beli pangan pokok strategis bagi masyarakat di tingkat konsumen menjelang hari besar keagamaan.
“Semuanya ikut hadir dalam persiapan. Pertama, persiapan menjelang Ramadan," kata Wawan.
Kedua, sikap pemerintah terkait beberapa harga kebutuhan pokok yang naik atau meningkat. Ketiga, untuk pengendalian inflasi dan yang keempat terkait dengan masalah persiapan untuk kebutuhan di masa Ramadan maupun lebaran.
“Kami imbau warga tidak melakukan aksi panic buying ya, belilah seperlunya," ujarnya.
Haru itu, melalui GSM digelontor delapan beras medium, 200 kg beras premium, 1.260 liter minyak goreng, 100 kg gula pasir, 60 kg bawang putih, 50 kg bawang merah, 200 kg telur ayam, 100 ikan asap. Selain juga tersedia buah dan sayur lokal serta aneka olahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan.