Mirip Aslinya, Intip Potret Masterpiece BTS Zeta Ranniry di CWS
Di gedung seluas 12 meter itu terpajang lengkap lukisan ketujuh anggota boyband Bangtan Boys (BTS). Tak tanggung-tanggung, lukisan itu tergambar di kanvas berukuran lumayan besar, yakni 120x150 meter. Ketujuh mahakarya ini tampak begitu nyata, seperti orang hidup. Yang tak kalah apik, lukisan member BTS ini dikelilingi eloknya lukisan karya perupa kawakan, Hening Purnamawati.
Pada salah satu sudut, terlihat peralatan melukis lengkap berada dalam satu kotak khusus. Di dalamnya berisi cat akrilik, kuas, air, hingga palet warna. Tak lama kemudian keluarlah seorang perempuan berbaju hitam bercelana jins biru dari arah dalam. Wanita bernama lengkap Zeta Ranniry Abidin ini dengan ramah menyambut Ngopibareng.id.
Berlokasi di stan goedang loekisan Ciputra World Surabaya, Zeta kala itu sedang bersiap-siap. Maklum, pada pukul 15.00 WIB, Zeta akan menggelar BTS Live Painting di Instagram yang dipandu oleh pemain film dan model Selly Wilson. Tersedia giveaway bagi penonton yang beruntung.
“Sebelum menggelar pameran tunggal pada 2020, setahun sebelumnya pernah DM kak Selly menunjukkan karya saya. Eh kebetulan bersamaan dengan perayaan ulang tahun BTS tahun ini saya diajak. Lukisan ini nantinya dipamerkan di Plaza Indonesia,” kata Zeta dengan tersenyum.
Zeta sempat tak percaya karena kesempatan itu tiba di luar dugaannya. Zeta mengaku bersyukur atas kesempatan yang ia peroleh. Baginya, ini adalah pencapaian luar bisa di usianya yang masih belia.
Kepiawaian jari jemarinya dalam mengayunkan kuas di atas kanvas ini tak didapat Zeta secara instan. Kendati awalnya Zeta menemui kendala dalam beradaptasi, ia tak patah arang.
Dia lantas mengkomunikasikan masalahnya kepada sang ayah, Zainal Abidin. Abidin yang berprofesi sebagai Art Consultant lalu mengenalkannya dengan Suryadi Suyamtina, perupa di Yogyakarta.
Tak butuh waktu lama bagi Zeta untuk menyerap dan menerapkan ilmu dari Suryadi. Setelah 24 jam belajar darinya, Zeta mampu memahami trik melukis menggunakan medium baru itu.
“Saya seringnya menggunakan watercolor, waktu pakai akrilik kesusahan. Setelah belajar dari Pak Suryadi, saya baru tahu kalau akrilik cepat kering. Jadi harus belajar melukis cepat. Selain fokus memulainya dari gambar kasar, baru ke detail,” katanya.
Dengan semangat membara, Zeta menggembleng dirinya. Setiap harinya dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk terus berlatih. Seringnya mulai pukul 18.00 WIB setelah dia menyelesaikan tugas sekolah. Kegigihan dan keuletannya akhirnya berbuah manis. Kini melukis menggunakan akrilik bukan menjadi hambatan lagi.
Belajar Otodidak dari Youtube
Sebelum memutuskan berfokus ke seni rupa dengan medium akrilik, Zeta berulang kali berganti hobi. Zeta mulanya tertarik menekuni kerajinan tangan seperti membuat clay dan rajutan. Bosan dengan crafting art, Zeta lantas berpindah ke hobi memasak. Tak puas sampai di situ, Zeta lalu bergabung ke grup dance di sekolahnya selama kurang lebih tiga tahun.
Sementara mengetahui kesibukannya sebagai pelajar tingkat akhir, Zeta memutuskan berhenti. Zeta yang tertantang selalu mencoba hal baru lalu menjajal kegemaran yang lain. Kali ini Zeta tertarik dengan kaligrafi tipografi. Setelah dua bulan berkreasi di kaligrafi tipografi, Zeta kepincut dengan indahnya seni lukis menggunakan watercolor.
Uniknya sebagian besar keahlian Zeta ini diperolehnya secara mandiri. Lebih-lebih tak mengeluarkan banyak biaya. Berbeda dengan remaja pada umumnya, Zeta memanfaatkan teknologi dengan positif.
“Saya orangnya memang ingin selalu mencoba hal baru. Semua itu saya peroleh dengan belajar sendiri dari Youtube. Saya nggak pernah les khusus,” katanya.
Seolah selalu haus ilmu baru, Zeta terpacu mengeksplorasi potensinya yang lain. Perempuan kelahiran 2003 itu kemudian beralih ke menggambar portrait menggunakan drawing pencils. Beberapa bulan setelah itu, baru Zeta berpindah ke akrilik.
Borong Segudang Prestasi
Di antara beraneka hobi yang dia tekuni, Zeta paling penasaran melukis menggunakan watercolor. Zeta kemudian bergabung dalam KOLCAI, Komunitas Cat Air Indonesia cabang Surabaya. Dari situlah Zeta perlahan tapi pasti terus melebarkan sayapnya.
Hingga saat ini tercatat sudah lebih dari enam pameran yang Zeta ikuti, baik di Surabaya hingga luar kota. Di antaranya pameran lukisan cat air Asian Games 2018 di BG Junction Surabaya, “Bunga Api” di MJK Artspace Yogyakarta, dan 109 perupa bertemakan “Terkadang Kita Lupa”. Di usianya yang terbilang muda, Zeta sudah disandingkan dengan perupa perempuan kenamaan tanah air.
Di sisi lain, Zeta yang selalu ingin mengembangkan diri aktif memeriahkan lomba lukis. Terlebih, dia selalu pulang dengan menyabet kejuaraan. Dari tingkat regional hingga internasional. Seperti juara 1 desain karakter my super hero faber castell di UNESA, juara 1 melukis nasional tingkat SMA Dirgahayu TNI di MABES TNI Jakarta, dan juara 3 Indonesia Top 10 Young Artist Award 2019 di Kuala Lumpur.
Di balik kegemilangan prestasinya, Zeta hanyalah manusia biasa. Bagi Zeta melukis adalah penyeimbangnya. Terlebih obat atas kegamangan rasa tidak amannya.
“Saya kadang merasa insecure karena kurang bisa berkomunikasi dengan baik. Bagi saya melukis itu penyeimbangnya. Saya bisa mengekspresikan apa pun yang saya rasakan,” katanya.
Ada Perasaan Terhubung dengan BTS
Bisa dibilang secara tidak sengaja Zeta menjadi seorang Army (sebutan para fans BTS). Kebetulan saat menonton acara American Music Award di tahun 2017, Zeta tertegun. Zeta terkaget dan penasaran dengan kemunculan BTS.
Zeta terheran, benaknya bertanya-tanya apa yang membuat grup asal negeri Ginseng itu bisa tembus di kancah industri musik internasional.
Zeta mengingat, saat itu BTS membawakan lagu andalan mereka yang berjudul “DNA”. Zeta lalu berselancar di internet dan mendengarkan lagu-lagu mereka. Kebetulan, sahabat terdekatnya juga pecinta BTS. Jadi, di sekolah mereka sering membahas betapa mengagumkan dan mempesonanya aksi panggung boyband itu. Terlebih, bagi mereka BTS begitu jenius dalam menata konsep karya musik mereka.
“BTS ini videonya ada yang saling terkait. Contohnya lagu run di album tear ada hubungan dengan album forever. Penuh teka-teki dan seru kalau dibahas,” katanya.
Saking ngefansnya dengan BTS, Zeta sempat iuran dengan temannya untuk membeli album BTS. Waktu itu satu album berisi 4 seri foto dibanderol Rp200 ribu. Semakin menyelami BTS, Zeta menemukan unsur kesamaan yang ada pada dirinya dengan BTS.
Terlebih, anggota membernya yang bernama Jungkook memiliki kemampuan menggambar sama seperti Zeta.
“Jungkook itu multi talent, bisa gambar juga. Saya ngerasa kok mirip saya ya. Selain itu, di video klip ada unsur relatable nya. Kisahnya anak sekolahan yang rebel, di sekolah kan gitu ya nggak semua anak suka belajar terus. Jadi suka aja, merasa terwakili,” katanya.
Di sisi lain, berawal dari keisengan temannya, Zeta akhirnya ketagihan melukis wajah ketujuh member BTS. Di setiap ulang tahun member BTS ini, Zeta memberi hadiah lukisan wajah dari watercolor. Lukisan ini diabadikannya di studio yang ada di rumahnya berukuran 8x3 meter.
Selain BTS, ada pula karya lukisannya yang lain. Hingga sekarang terpajang sekitar 30 lebih karyanya di sana dengan beragam ukuran. Mulai dari yang kecil ukuran A4, kanvas size 50x60 meter, hingga kanvas ukuran 120x150 meter.
Advertisement