Minyak Kayu Putih Hasil Sulingan Lokal Bojonegoro, Hangatnya Khas
Tempat penyulingan minyak kayu putih yang dikelola BPKPH Pradok KPH Bojonegoro di Dusun Pradok Desa/ Kecamatan Bubulan, masih tampak sepi. Hanya ada beberapa orang terlihat lalu lalang di bangunan sederhana yang lebih mirip gubug.
Di sebelah kiri kanan, tampak tumpukan kayu jati ukuran beragam. Ada yang seukuran paha orang dewasa, juga lebih besar lagi. Lokasi Dusun Pradok, berada di pinggir hutan jati, berjarak sekitar 35 kilometer arah selatan Kecamatan Kota Bojonegoro.,
Nampak tungku besar sebagai tempat pengolahan kayu putih, didukung dengan piranti penyulingan. Menggunakan bahan bakar kayu untuk menghasilkan api. Api yang berkobar memanaskan tungku besar. Setelahnya ada pipa berfungsi mengalirkan minyak hasil penyulingan. Selajutnya dimasukkan ke dalam jerigen.
Menurut Munaji, warga Dusun Pradok, itu adalah proses sederhana penyulingan kayu putih. Sedangkan untuk waktu masak penyulingan memerlukan waktu tiga sampai empat jam lamanya. “Prosesnya butuh waktu lama,” ujarnya pada Ngopibareng.id pada Sabtu 16 Juli 2022.
Setelah tanaman minyak kayu putih selesai disuling, lanjut Munaji, limbah tanaman diangkat dan dimuat di truk. Untuk batang yang agak besar biasanya dibuat bahan bakar mengolah kayu putih," jelasnya.
Minyak kayu putih hasil penyulingan, nantinya akan diambil oleh petugas dari KPH Bojonegoro.
Sementara untuk bahan baku minyak kayu putih, tidak hanya dari hutan setempat. Bahan baku juga diambil dari wilayah hutan lain yang berdekatan. Seperti Ringin Anom dan Tengger, keduanya di Bojonegoro.
Di menjelaskan, penyulingan kayu putih ini dilakukan hanya saat musim kemarau. Tahun ini, tempatnya bekerja penyulingan baru memulai produksi di pertengahan bulan Mei lalu.
Dalam sehari bisa memproduksi minyak kayu putih hingga 40 liter. Itu pun untuk masa tahun 2021 kemarin. Untuk tahun 2022 ini, kata dia, penyulingan minyak kayu putih kurang maksimal. Sebab cuaca masih tidak menentu.
"Sekarang ini produksi kurang bagus, bisa dikatakan mengalami penurunan. Sekarang sekali menyuling bisa dapat 5 liter perhari itu sudah bagus," ungkapnya.
Beda Kualitas
Minyak kayu putih hasil sulingan Perhutani Bojonegoro, banyak digemari warga. Alasannya, minyak kayu putih sulingan tradisional, tidak banyak campurannya. Hal itu berbeda dengan produksi minyak kayu putih pabrikan yang kabarnya banyak campuran bahan kimia lain.
Pembedanya, bauk ayu putih yang menyengat di hidung, hangat jika dioleskan di tubuh. Juga panasnya tahan lama jika dioleskan di kulit.” Ada cirinya,” ujar Hary, pria asal Ngumpak Dalem, pembeli setia minyak kayu putih hasil sulingan lokal produksi Perhutani KPH Bojonegoro.
Seorang pengecer minyak kayu putih produksi sulingan lokal mengaku, kerap mendapat pesanan dari teman dan saudara. Tetapi karena stok terbatas sehingga untuk mendapatkan harus pesan dahulu. "Itu pun jumlahnya terbatas,” ujar Silo,31, tahun, warga Kecamatan Kota. Dia menyebut, jika ingin membeli bisa langsung mendatangi Kantor Perhutani KPH Bojonegoro, di bagian unit usahanya.
Advertisement