Ini Sebab Minyak Goreng Langka dan Mahal
Sejak Februari 2022 lalu, terpantau minyak goreng langka di pasaran. Harganya pun tak stabil. Bersamaan dengan itu pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET). Di mana per satu liter minyak goreng kemasan dibanderol Rp 14 ribu. Kebijakan tersebut menuai protes dari produsen dan distributor. Pasalnya, bahan baku sesuai domestic market obligation (DMO) tidak berjalan efektif.
Di sisi lain, untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng per Kamis, 17 Maret 2022 pemerintah mencabut HET dan harga mengikuti mekanisme pasar. Per dua liter bisa mencapai Rp 25 ribu.
Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng
Sementara, melansir katadata.co.id pasokan minyak sawit mentah (CPO) yang telah disetor ke pemerintah sejumlah 415 ribu ton. Padahal, menurut catatan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), pasokan minyak goreng ke pasar oleh pabrikan dalam kondisi normal hanya mencapai 330 ribu ton per bulan. Sehingga minyak goreng yang terkumpul hasil DMO seharusnya dapat melebihi kebutuhan normal.
Dengan langkanya pasokan minyak goreng di pasar tradisional, Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mencurigai terjadinya persoalan distribusi. "Sudah over (pasokan minyak goreng ke pasar), berarti ada kemacetan di jalur distribusi, seperti yang disinyalir Pak Menteri (Perdagangan)," kata Sahat Sinaga.
Kemendag mengklaim telah menyalurkan 415,78 ribu ton atau 519,73 juta liter minyak goreng dari DMO sebanyak 38 produsen migor. Jumlah ini 72,45 persen dari DMO yang disimpan pemerintah.
Kemendag mencatat empat produsen minyak goreng telah menyetor 268,37 juta liter atau 51,63 persen dari total minyak goreng yang telah didistribusikan. Keempat produsen tersebut adalah Wilmar Group (99,26 juta liter), PT Musim Mas (65,32 juta liter), PT Smart Tbk (55,18 juta liter), dan Asian Agri (48,59 juta liter). "Inti persoalan itu ada yang menahan (minyak goreng) di lapangan," imbuhnya.
Penimbunan di Sejumlah Daerah
Berdasarkan dugaan tersebut, polisi berhasil membongkar praktik penimbunan minyak goreng di berbagai daerah. Salah satunya di Kabupaten Tanah Bambu, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pada Rabu, 16 Maret 2022 gudang penimbunan minyak goreng dan minyak sawit digerebek polisi dan ditemukan 17 ton minyak sawit mentah (CPO) serta 4 ton minyak goreng ditimbun di dalam truk tangki. Enam karyawan gudang berhasil ditangkap petugas. "Data terakhir lebih dari 21 ton total barang bukti yang kita amankan," ujar Kasat Reskrim Polres Tanah Bambu AKP Wahyudi melansir detik.com.
Di waktu yang sama pihak kepolisian membongkar aksi penimbunan ratusan dus minyak goreng di sebuah kompleks perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam aksinya tersebut polisi mengamankan dua orang pria yakni, Randy Rusdy Arifin, 29 tahun, yang merupakan pemilik rumah bersama sopirnya, Fendi, 31 tahun.
"Setelah diperiksa ditemukan 200 dus minyak goreng yang ditutup dengan terpal di atas mobil pick up tersebut. Begitu anggota tiba ternyata di dalam rumah tersebut terdapat sekitar 600 dus minyak goreng ditemukan dengan ukuran 1800 ml yang masih tersisa," kata Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya, Iptu Nurman Matasa, dikutip dari cnndindonesia.com.
Sementara, sebelumnya, pada Jumat 4 Maret 2022, polisi juga membongkar gudang penimbunan minyak goreng di Kabupaten Banjar, Kalsel. Total diamankan 16.850 pieces minyak goreng berbagai merek atau sekitar 31.320 liter.
Tak hanya itu, Satgas Pangan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menemukan 1,1 juta kilogram minyak goreng yang ditimbun di sebuah gudang wilayah Deli Serdang. Stok minyak goreng itu ditemukan pada sidak Jumat, 18 Februari 2022 pekan lalu.
Minyak Goreng Palsu
Kelangkaan minyak goreng juga dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan. Mengutip detik.com, pada Februari 2022 silam sejumlah warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah tertipu minyak goreng palsu. Mereka tergiur karena harga yang ditawarkan lebih murah.
Minyak itu ternyata berisi air dicampur dengan pewarna. Untuk mengelabui pembeli, terdapat satu sampel jeriken berisi minyak asli, sedangkan stok sisanya adalah palsu. "Saya beli 26 jeriken, 20 untuk saya dan 5 jeriken untuk kakak yang berjualan kerupuk. Saya tahunya dari kakak kalau itu air bukan minyak, terus saya cek. Saya buat goreng ya tidak bisa, dikasih sombo (pewarna buatan) warna kuning," ucap Siti Mutaharor, salah satu korban.
Akibatnya Siti mengalami kerugian mencapai Rp 5 juta. Sementara kakaknya, Musmiah rugi sebesar Rp 2 juta. Atas kasus tersebut polisi turun tangan dan menetapkan dua tersangka.
Harga Minyak di Luar Negeri
Melansir suara.com, di Malaysia harga minyak masak atau sebutan lain untuk minyak goreng adalah RM 27,9 atau sekitar Rp95.100 per 5 kg. Harga ini tidak berlaku untuk seluruh wilayah negara bagian. Beberapa wilayah ada yang memiliki harga lebih tinggi, yaitu hingga 28,9 RM.
Sementara itu, di Filipina minyak goreng rata-rata dihargai 103 peso Filipina atau sekitar Rp28.900 per liter. Padahal dalam kondisi normal minyak dibanderol kurang dari 15 peso.
Di negara Thailand satu liter minyak goreng dijual 58 bath atau sekitar Rp25.200. Terakhir, di Singapura rata-rata harga minyak goreng per liter adalah 4,5 dolar Singapura atau Rp47.000.
Advertisement