Minum Dawet saat Puasa, Ini Anekdot Kiai Wahab Hasbullah
Pada suatu hari di bulan Ramadhan, Kiai Wahab Hasbullah (tokoh penggerak NU dan Pahlawan Nasional), dalam perjalanan dari Jakarta mau pulang ke Jombang. Pada suatu siang, bersama rombongan ia mampir di kota Tegal. Ketika didapati ada warung dawet, mereka berhenti.
Sontak penjual dawet pada gemetaran karena yang turun dari mobil para kiai dengan baju khas kiai Jawa. "Wah, kita mau dimarahi para alim itu," kata si ibu penjual dawet pada suaminya.
"Sedia apa ini Bu. Saya mau makan," kata Kiai Wahab.
"Nggih, Kiai," kata penjual dawet yang tadi tampak gemetar kini mulai stabil badannya.
Sambil menikmati dawet, Kiai Wahab tanya, "Tadi kenapa kok terkesan ada yang aneh."
"Karena kami takut bila diobrak lantaran berjualan di bulan Puasa," jawabnya.
"Oh..." serentak Kiai Wahab dan rombongannya tersenyum lebar.
Lalu dijelaskan."Ibadah puasa itu kewajiban setiap Muslim beriman. Tp ada yang tidak wajib dan bisa diganti hari yang lain. Seperti kami yang musafir justru beruntung. Ketika kami lapar bisa sampeyan layani dengan minum dawet. Coba kalau tidak ada yang berjualan seperti sampeyan, kami lebih merasa sulit," tutur Kiai Wahab.
Demikian anekdot di kalangan pesantren, yang begitu mengesankan hingga kini. (adi)
"Ibadah puasa itu kewajiban setiap Muslim beriman. Tp ada yang tidak wajib dan bisa diganti hari yang lain. Seperti kami yang musafir justru beruntung. Ketika kami lapar bisa sampeyan layani dengan minum dawet. Coba kalau tidak ada yang berjualan seperti sampeyan, kami lebih merasa sulit," tutur Kiai Wahab.
Advertisement