Minimalisir Kegagalan Bayi Tabung dengan Pemeriksaan ERA dan EMA
Beberapa pasangan ada yang belum beruntung untuk memiliki buah hati, meski sudah mencoba program IVF atau bayi tabung. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah gagalnya proses transfer embrio ke rahim.
Embrio transfer dilakukan kurang lebih tiga hingga lima hari setelah proses pengambilan telur. Proses ini dianggap berhasil jika embrio tertanam di dinding rahim selama kurang lebih 6 hingga 10 hari setelah embrio ditransfer ke dalam rahim.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini, faktor kegagalan transfer embrio bisa diminimalisir dengan pemeriksaan Endometrial Receptivity Analysis (ERA) dan Endometrial Microbiome Metagenomic Analisis (EMMA).
Dokter Benediktus Arifin MPH SpOG (K) FICS menyampaikan, saat ini pemeriksaan tersebut bisa dilakukan di Surabaya.
"Pemeriksaan ERA ini dilakukan untuk memeriksa kondisi dinding dalam rahim agar didapatkan waktu yang tepat untuk embrio transfer," ujarnya.
Dokter Benediktus menyampaikan, pemeriksaannya dilakukan dengan mengambil sampel dari rahim untuk melihat kapan kondisi paling baik untuk penanaman embrio.
"Dengan mempertimbangkan kondisi terbaik rahim, yaitu tidak terlaku cepat atau terlalu lambat maka dapat mengurangi risiko kegagalan bayi tabung dari segi kondisi rahim. Karena kembali lagi keberhasilan bayi tabung juga dipengaruhi faktor rahim dan embrio," terangnya.
Menurut dokter Benediktus, dengan metode ERA dan EMA ini akan meningkatkan keberhasilan proses bayi tabung dua sampai tiga kali lipat dari sisi rahim. "Dengan alat ini kami bisa tahu kapan waktu yang baik untuk transfer embrio,” imbuhnya.
Dua metode pemeriksaan tersebut juga merupakan layanan terbaru dari Morula IVF Surabaya.