Minggu Reses, Arif Fathoni Dicurhati Warga Masalah PJU Kampung
Minggu ini, seluruh anggota dewan DPRD Kota Surabaya menjalani masa reses. Masa di mana dewan kembali ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Tujuannya, menyerap curhatan, kritik, saran, dan aspirasi warga terkait dengan pembangunan Kota Surabaya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni mengatakan, ketika dirinya reses di daerah Medokan Semampir, warga sekitar mengeluhkan realisasi Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya dalam pembangunan Penerangan Jalan Umum (PJU) di wilayah tersebut.
Menurut pengakuan warga, pembangunan PJU sudah diajukan warga dan tercatat di hasil Musrenbang tahun 2016.
“Dengan ini kita tahu kalau pembangunan di Surabaya ini sangat lambat. Hal mendasar saja seperti PJU itu, sampai 4 tahun juga belum terealisasi. Mereka sudah mengajukan sejak 2016, sampai sekarang belum ada bentuknya,” kata Toni, sapaan akrab Arif Fathoni kepada ngopibareng.id, Rabu 5 Januari 2020.
Usai masa reses, Toni berjanji akan menyampaikan keluhan warga dengan memanggil dinas terkait guna meminya pertanggung jawaban tentang lamanya proses Musrenbang ini.
Dia berharap, Pemkot Surabaya segera merealisasikan mengingat anggaran PJU di APBD 2020 senilai Rp30 miliar.
“Tahun ini harus selesai. Soalnya anggaran sudah ada di APBD. Kita harus tahu, kenapa kok pemkot belum realisasi ini. Apakah ada permasalahan di sector pelelangan, atau malah karena adanya penurunan kinerja Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, sebagai dinas yang bertanggung jawab atas PJU?,” kata Toni.
Keluhan warga Medokan Semampir, lanjut Toni, merupakan kritikan bagi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan seluruh stafnya.
Menurutnya, membangun Surabaya bukan hanya mempercantik wilayah tengah kota Surabaya saja, namun juga harus menyentuh pinggiran dan perkampungan. Apalagi yang berkaitan dengan hal-hal dasar seperti jalan yang mulus dan PJU.
“Di kampung-kampung masih banyak yang PJU-nya itu kurang. Kan kalau kita kampanye Kota Surabaya itu smart city, tapi PJU saja belum terpenuhi, ya kita pasti ditertawakan daerah lain dong,” katanya.
“Di kampung-kampung masih banyak yang PJU-nya itu kurang. Kalau kita kampanye Kota Surabaya itu smart city, tapi PJU saja belum terpenuhi, ya kita pasti ditertawakan daerah lain dong,” kata Arif Fathoni.
Advertisement