Minat Milenial Manado Ikut Progam PKK Tata Rias Cukup Tinggi
Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Selain dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga program ini membuka lapangan kerja. Setelah alumni lulus, mereka didorong untuk berwirausaha, supaya bisa membuka lapangan kerja baru. Sehingga ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti kursus pelatihan selain bermanfaat bagi dirinya sendiri, juga bermanfaat bagi orang lain, seperti yang ditekankan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati dalam setiap pembekalan peserta program PKK.
Mengingat program PKK ini sudah dirasakan manfaatnya, permintaan akan kursus profesional tata rias kecantikan di Manado sedang meningkat. Kebutuhan ini mencakup berbagai aspek seperti pemotongan rambut, rias wajah, dan elemen-elemen lain yang berkaitan dengan tata rias.
Tidak heran melihat banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti kursus tata rias kecantikan. Salah satu opsi yang mereka pilih adalah melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK).
Situs web Ditjen Pendidikan Vokasi, kursus tata rias kecantikan menjadi salah satu pilihan favorit dalam program PKK Manado. Permintaan peserta yang ingin bergabung sangat tinggi.
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Rossa, yang dikelola oleh Roosye Y. Wonua, telah menghasilkan sebanyak 55 alumni PKK yang siap memasuki dunia kerja dari tahun 2020 hingga 2023.
Sebelum mengikuti ujian nasional, siswa melakukan magang selama dua minggu di tempat tata rias kecantikan dan harus mencapai tingkat keterampilan yang memadai sebelum mereka dapat bekerja.
Salah satu alumni LKP Rossa, Natalia Tapimpin, berhasil mendapatkan pekerjaan dan bahkan membuka usaha tata rias kecantikan di rumahnya setelah mengikuti pembelajaran dan magang. Natalia berkata, "Saya memulai belajar tata rias kecantikan dari nol dan mengaplikasikannya dalam kursus, serta selalu bertanya tentang hal-hal yang belum saya mengerti."
Natalia merasa bersyukur karena bisa mengikuti program PKK secara gratis. "Ini adalah kesempatan untuk berkembang dalam bidang tata rias kecantikan tanpa harus khawatir tentang biaya," ujarnya.
Tingginya minat kursus di LKP Rossa membuat Natalia khawatir tidak akan diterima. Namun, berkat keinginannya untuk belajar, ia akhirnya mendapatkan kesempatan itu.
Program PKK ini diperuntukkan bagi anak usia 15-25 tahun yang kurang mampu dan memiliki niat yang kuat. Roosye Wonua menjelaskan, "Saya melihat semangat Natalia, itulah mengapa saya memilihnya untuk belajar di LKP Rossa."
Melalui proses pembelajaran, Natalia berhasil mengembangkan potensi terbaiknya di bidang tata rias kecantikan. Meski hanya berlangsung selama 200 jam, Natalia memahami cara memotong rambut, merawat rambut, crim bath, serta teknik pelurusan rambut.
Selain aspek teknis, pelatihan di LKP Rossa juga menekankan soft skills dan pendidikan karakter.
Ini mencakup etika dalam menjadi seorang penata rias, kedisiplinan, dan kemampuan berkomunikasi, yang semuanya sangat penting ketika memasuki dunia kerja dan melayani pelanggan.
Roosye menyimpulkan, "Seluruh peserta PKK tahun 2023 di LKP Rossa telah lulus uji kompetensi dengan sukses."
Ditanya soal di antara kursus yang diminati, Roosye menyebut, tata rambut atau kapster atau dengan sebutan hairdresser. "Alasannya sederhana, untuk urusan rambut ini ongkosnya mahal, tapi risikonya besar," kata Roosye sambil tertawa.
Risiko yang dia sebut, kalau sampai salah, misalkan panjang pendek dan hasil tidak sesuai dengan permintaan, orangnya bisa protes.
Selain mengunjungi peserta program PKK di Manado, ngopibareng juga mengunjungi Poli Teknik Negeri Manado yang berhasil membangun pembangkit listrik tenaga air serta berkunjung ke SMK Negeri 1 Manado yang menjadi percontohan.